Liputan6.com, Damaskus - Sebuah bandara militer di Suriah jadi serangan rudal asing, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai beberapa orang lainnya. Menurut media war monitor.net, serangan itu diyakini telah dilakukan oleh pesawat tempur Israel.
Serangan itu dimulai sekitar pukul 03.30 waktu setempat pada hari Senin, ketika penduduk di beberapa bagian Lebanon melaporkan mendengar suara keras dan suara jet terbang di langit. Satu video yang dibagikan secara online menunjukkan cahaya terang bergerak melintasi langit menuju Suriah. Demikian seperti dikutip dari Straits Times pada Senin (9/4/2018).
Kantor berita milik pemerintah Suriah melaporkan bahwa Pangkalan Militer Tiyas di Provinsi Homs telah dihantam oleh rudal, membunuh dan melukai sejumlah orang yang tak bersalah. Kantor berita itu mengklaim bahwa pertahanan udara Suriah menanggapi serangan itu dan menembak jatuh delapan rudal.
Baca Juga
Advertisement
"Serangan Israel di bandara T-4 dilakukan dengan pesawat F-15 yang menembakkan beberapa rudal dari atas wilayah Lebanon," kata kantor berita Suriah, SANA, mengutip sumber militer.
Tiyas Military Airbase, yang juga dikenal sebagai T4, adalah salah satu pangkalan udara terbesar di Suriah dan terletak sekitar 85 kilometer (53 mil) tenggara Homs, atau 165 kilometer (102 mil) timur laut Damaskus. Pangkalan udara ini juga digunakan oleh pasukan khusus Pengawal Revolusi Iran atau Iran’s Revolutionary Guards.
Militer Rusia membenarkan serangan itu. Pihak sekutu Suriah itu mengatakan, ada dua jet F-15 Israel yang menyerang pangkalan militer tersebut.
Media Rusia, Interfax mengutip Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pesawat perang Israel telah melakukan serangan dari wilayah udara Libanon. Sementara, pertahanan udara Suriah telah menembak jatuh lima dari delapan rudal yang ditembakkan.
Ditanya tentang pernyataan Rusia, seorang juru bicara militer Israel belum mau berkomentar.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Inggris dan menggunakan jaringan sumber untuk melacak korban di Suriah, melaporkan bahwa setidaknya 14 orang diyakini tewas dalam serangan itu. Pasukan Iran termasuk di antara mereka yang tewas, kata observatorium itu.
AS dan Prancis Membantah
Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan "harga besar untuk membayar" setelah serangan kimia, yang menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai "hewan," tetapi para pejabat di Washington, DC dengan cepat mengesampingkan keterlibatan AS dalam serangan misil itu.
Perancis, yang menyebut penggunaan senjata kimia sebagai "red line" juga membantah keterlibatan apa pun.
"Pada saat ini, Departemen Pertahanan tidak melakukan serangan udara di Suriah," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan terkait serangan misil di Suriah.
Advertisement