Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut ada empat hal yang harus disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Alasannya, Indonesia akan menghadapi tantangan perekonomian pada 2045.
Pertama adalah faktor manusia, yang meliputi integritas, pendidikan, agama, sosial, dan budaya. Menurut Sri Mulyani, hal ini harus disiapkan mulai sekarang, terlebih lagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi.
Baca Juga
Advertisement
"Posisi pekerja menjadi rawan karena adanya otomatisasi pekerjaan. Semua serba robot. Tapi ingat, ada yang tidak bisa dilakukan robot, critical thinking. Ini keunggulan manusia yang harus dimanfaatkan," ujarnya di Universitas Diponegoro Semarang, Senin (9/4/2018).
Faktor kedua, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, irigasi, bandara, dan pelabuhan memang harus dilakukan.
"Yang harus diperdebatkan dengan hebat bukan pembangunannya, tapi keamanan bangunan dan kualitasnya, ini yang harus diperhatikan," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, faktor ketiga adalah sistem kelembagaan harus mampu melayani masyarakat dan tidak melakukan tindak korupsi.
"Harus dibudayakan melayani dan efisien. Itu ciri lembaga yang profesional," tegasnya.
Terakhir, adalah faktor kebijakan, terutama di bidang ekonomi. Menurut dia, jika sebuah negara salah dalam mengambil kebijakan, bisa jadi negara tersebut akan rusak.
"Seperti Argentina era tahun 1800-an. Saat itu mereka setara dengan negara Eropa Barat, Belgia atau Netherland. Mereka sempat miskin dan sekarang mulai bangkit. Atau Korsel yang juga diperhitungkan. Apakah mereka bebas korupsi? Tidak. Tapi Korsel terus memperbaiki kebijakannya," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan jika keempat hal tersebut berjalan baik dan mendapat dukungan, maka perekonomian Indonesia akan diperhitungkan di dunia.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia akan masuk 10 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2030.
"Hitung-hitungan Bank Dunia, Bappenas, 2030, kita masuk 10 terbesar ekonomi terkuat," ujarnya.
Selanjutnya di 2045, kata Jokowi, Indonesia bakal masuk lima besar negara dengan ekonomi raksasa sejagat. Bahkan Jokowi optimistis bisa bertengger di empat besar apabila pemerintah dan seluruh rakyat bekerja lebih keras lagi untuk memperbaiki ekonomi nasional.
Reporter : Dian Ade Permana
Sumber : Merdeka.com
Indeks Daya Saing RI Lompat 10 Peringkat
Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sudah menghabiskan Rp 985,2 triliun untuk membangun infrastruktur selama tiga tahun terakhir (2015-2017). Hasilnya, indeks daya saing infrastruktur Indonesia periode 2017-2018 naik 10 peringkat, berdasarkan World Economic Forum (WEF).
Dikutip dari akun Instagram Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta pada 19 Februari 2018, data Global Competitiveness Index 2017 menunjukkan indeks daya saing infrastruktur Indonesia pada 2017-2018 berada di urutan ke-52.
Peringkat tersebut menanjak 10 peringkat dari posisi sebelumnya di periode 2015-2016 yang masih berada di posisi 62. Jika dibandingkan periode 2016-2017 yang di urutan 60, indeks daya saing infrastruktur Indonesia 2017-2018 mencatatkan kenaikan delapan peringkat.
Prestasi ini ikut mengerek indeks daya saing global Indonesia di kancah dunia. Periode 2017-2018, indeks daya saing global Indonesia lompat lima peringkat ke posisi 36 dari sebelumnya 41 di periode 2016-2017. Sementara di periode 2015-2016, ada di ranking 37.
"Pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama merupakan pilihan yang logis dan strategis dalam meningkatkan daya saing Indonesia, sekaligus untuk mengejar ketertinggalan," ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran infrastruktur yang sudah digelontorkan setiap tahun meningkat. Tercatat sudah Rp 985,2 triliun yang disedot pemerintah untuk membangun infrastruktur dalam kurun waktu 2015-2017, seperti jalan nasional, jalan tol, bandara, pelabuhan, irigasi, bendungan, rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, dan proyek lainnya.
Anggaran infrastruktur pada 2015 sudah dialokasikan Rp 281,7 triliun, naik menjadi Rp 316,6 triliun pada 2016. Kemudian meningkat lagi menjadi Rp 386,9 triliun pada tahun lalu. Tahun ini, anggaran infrastruktur naik Rp 23,8 triliun menjadi Rp 410,7 triliun.
Advertisement