Liputan6.com, Medan - Calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat sarapan dan ngopi di Pangkalan Berandan dan Pangkalan Susu pada Sabtu 6 April 2018 lalu.
Ia juga meninjau dermaga serta berbelanja di pasar. Dalam kesempatan tersebut, Djarot menyebut kalau Sumut butuh pemimpin yang bisa melayani masyarakatnya.
Advertisement
"Sumatera Utara itu butuh pemimpin yang melayani, pemimpin yang mengabdi untuk mensejahterakan masyarakat. Kalau bahasa Bataknya, parhobas," ujar Djarot Saiful Hidayat.
Masyarakat di dua kecamatan di Langkat itu sangat antuasias menyambut kehadiran pasangan dari Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Sihar Sitorus.
Usai bersilaturahmi dengan masyarakat Pangkalan Susu dan Pangkalan Berandan, Djarot menuju Kota Tanjung Pura untuk menyapa masyarakat yang sedang memeriksa kesehatan dan mata gratis.
Kegiatan pemeriksaan ini digelar relawan di Lapangan Sukamaju, Kecamatan Tanjung Pura dan sore harinya bersilaturahmi dengan masyarakat Kecamatan Hinai.
Di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Hinai, Djarot Saiful Hidayat disambut dengan tarian Melayu yang dipersembahkan anak-anak PAUD sebelum mengukuhkan Tim Pemenangan Pujakesuma Centre Kabupaten Langkat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bangun SDM
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, yang perlu dibangun itu pertama adalah sumber daya manusia (SDM). Membangun SDM, kata Djarot, supaya otaknya cemerlang, hatinya senang, perut kenyang, dan isi dompet tidak kurang.
"Supaya otaknya pintar, maka diluncurkan Kartu Sumut Pintar. Pelajar setingkat SMA/SMK yang tidak mampu bebas biaya sekolah," ucapnya.
Kemudian, lanjut Djarot, yang ingin melanjutkan pendidikan ke universitas negeri tapi tidak mampu, maka akan diberikan beasiswa Rp 12 juta per tahun.
"Lalu, supaya hati senang maka harus sehat, maka diluncurkan Kartu Sumut Sehat. Jadi, bapak ibu yang kurang mampu, kalau sakit tidak usah takut ke rumah sakit. Lewat Kartu Sumut Sehat, yang tidak mampu gratis berobat," papar Djarot.
Kemudian, agar perutnya kenyang, dompetnya tidak kurang, Djarot menjelaskan, akan ada Kartu Sumut Sejahtera. Ia mencontohkan untuk petani.
"Ketika panen raya, pemerintah harus memberikan jaminan harga. Kemudian, bagi pedagang, diberikan bantuan modal agar tidak sampai berurusan dengan rentenir," jelas Djarot.
Kepada masyarakat yang hadir, Djarot mengingatkan bahwa Djarot memang orang Jawa, Sihar Sitorus orang Batak. Tapi, kata dia, Djarot bukan milik orang Jawa saja, Sihar juga bukan milik orang Batak, tapi milik warga Melayu, Mandailing, Cina, Nias, Aceh, Banjar, India, Minang dan semua suku yang ada di Sumatera Utara.
Advertisement