Liputan6.com, Jakarta Gara-gara makan cabai terpedas di dunia, seorang pria mengalami sakit kepala hebat.
Menurut laporan yang diterbitkan 9 April 2018 di BMJ Case Report, pria 34 tahun ini mengalami sakit kepala usai makan cabai jenis carolina reaper di kontes makan cabai terpedas dunia.
Advertisement
Cabai ini memiliki tingkat kepedasan 1,5 juta dalam skala Scoville (ukuran kepedasnya cabai). Sementara jalapeno yang terkenal pedas, 'hanya' di skela 5 ribu skala Scoville.
Dilansir dari Live Scienca, Selasa (10/4/2018), tak lama usai makan cabai, pria itu merasakan sensasi nyeri di leher hingga kepala bagian belakang. Beberapa hari kemudian, dia mengalami lebih dari sekali sakit kepala yang sangat menyiksa atau dikenal sebagai thunderclap headaches. Menurut Mayo Clinic, ini sakit kepala yang menyerang tiba-tiba dan mencapai puncaknya selama 60 detik.
Segera dia pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat untuk tes kondisi neurologis. Setelah menjalani CT Scan, rupanya arteri di otak pria itu menyempit. Dokter mengatakan bahwa sakit kepala pria itu karena sebuah kondisi bernama reversible cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS).
Kondisi ini menyebabkan arteri otak menyempit untuk sementara. Hal ini akan hilang dalam beberapa hari atau dalam jangka waktu mingguan.
Penyempitan ini terjadi akibat reaksi terhadap obat tertentu atau narkotika seperti kokain dan ekstasi. Namun, dalam beberapa kasus, dokter tidak bisa menentukan penyebab RCVS. Dalam kasus ini, besar kemungkinan karena mengonsumsi cabai carolina reaper.
Simak juga video menarik berikut ini:
Kembali sehat tanpa perawatan khusus
Menurut dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Henry Ford, Detroit, Amerika Serikat yang menangani kasus ini, Kulothungan Gunasekaran, baru pertama kali mendapat laporan mengenai hubungan RCVS dengan konsumsi cabai.
Gunasekaran pun mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati mengonsumsi cabai jenis ini . Terutama, jika mengalami sakit kepala tiba-tiba setelah makan cabai.
Untung, tanpa perawatan khusus kondisi pria itu membaik. Lima minggu kemudian, CT Scan menunjukkan arteri di otaknya kembali normal.
Advertisement