Aksi Menggiring Gajah dengan Drone

Pesawat drone juga digunakan untuk kepentingan konservasi. Pernah untuk menggiring gajah.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2018, 01:30 WIB
Pesawat drone juga digunakan untuk konservasi (FFI-IP)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat drone yang banyak digunakan untuk pembuatan video dengan bird angle, berswafoto atau untuk pembuatan film, ternyata sangat bermanfaat untuk kelangsungan ekologis. Penggunaan drone ini akan berbeda jika kita fungsikan untuk kegiatan konservasi. Banyak kegiatan penyelamatan satwa maupun untuk melihat tutupan hutan menggunakan drone. Kegiatan ini sudah banyak dilakukan di berbagai kawasan konservasi yang ada di Indonesia.

Salah satu kegiatan mitigasi satwa yang pernah dilakukan dengan menggunakan drone, adalah mitigasi gajah di Ulu Masen, Aceh yang dilakukan oleh tim Fauna & Flora International-Indonesia Programme (FFI-IP).

Mitigasi ini dilakukan tim FFI-IP karena gajah masuk ke dalam perkebunan warga. Teknik mitigasi ini dilakukan dengan menggiring kawanan gajah tersebut untuk masuk kembali ke habitatnya dan tidak berada pada perkebunan warga.

Penggunaan drone untuk mitigasi ini memanfaatkan suara drone yang keras untuk menakuti kawanan gajah yang masuk ke perkebunan warga sehingga gajah kembali ke habitatnya. Sebelum melakukan mitigasi gajah tersebut tim FFI-IP melakukan planning tentang pergerakan gajah yang akan digiring kembali ke habitatnya. Dengan bantuan drone bisa lebih mudah untuk mengetahui posisi gajah dan arah untuk menggiringnya.

Selain untuk mitigasi, penggunaan drone juga bisa untuk menghitung jumlah gajah yang ada dalam kawanan tersebut sehingga jika kawanan tersebut melewati daerah yang sama bisa terhitung berapa jumlah yang tersisa di daerah tersebut.

Penggunaan drone ini juga digunakan oleh tim FFI-IP di Kerinci yang bekerja sama dengan tim dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) untuk memantau pembukaan hutan yang ada di kawasan TNKS. Dari hasil pemantauan terlihat adanya pembukaan yang baru maupun pembukaan yang lama pada wilayah TNKS. Hasil ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan operasi patroli pada wilayah bukaan baru dan pengecekan lapangan analisis tutupan lahan.

Drone juga digunakan oleh tim FFI-IP untuk melakukan perhitungan jumlah paus yang terdampar di pantai Ujong Kareng, Aceh pada 13 September 2017 yang lalu. Perhitungan ini menjadi lebih mudah jika menggunakan drone. Seluruh paus yang terdampar bisa terlihat dengan jelas sehingga proses perhitungan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan lebih akurat.

(Boyhaqie dan Fazlurrahman Shomat – Peneliti Fauna & Flora Internasional Indonesia Programme (FFI-IP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya