Xi Jinping Janji Bikin Ekonomi China Lebih Terbuka

Presiden China Xi Jinping berjanji membuat fase baru untuk ekonomi China termasuk menurunkan tarif impor.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Apr 2018, 12:59 WIB
Xi Jinping adalah Presiden China, namanya ditulis dalam konstitusi Partai Komunis sehingga menguatkannya sebagai pemimpin negara paling berkuasa dalam beberapa dekade terakhir. (AFP Photo/Pool/Fred Dufour)

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping berjanji membuat fase baru untuk ekonomi China. Ia akan membuat ekonomi China menjadi lebih terbuka.

Hal itu termasuk akan menekan tarif impor untuk otomotif, mengurangi kewajiban produk lainnya, dan menegakkan hukum kekayaan intelektual bagi perusahaan asing dan meningkatkan lingkungan ramah investasi bagi perusahaan global.

Xi Jinping mengemukakan hal tersebut dalam Forum Boao, sebuah KTT tahunan yang dijuluki “Davos Asia”. Pernyataan Xi Jinping tersebut dikemukakan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS).

Dalam pidatonya, Xi mengatakan, China akan berinisiatif untuk memperluas impor pada 2018. China juga akan impor produk yang dibutuhkan masyarakat.

“China tidak mencari surplus perdagangan. Kami ingin meningkatkan impor dan mencapai keseimbangan neraca transaksi berjalan,” ujar Xi, seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa (10/4/2018).

Selain itu, ia menggambarkan kalau negara lain menganggap China memberlakukan perdagangan tidak adil.

“Kami berharap negara maju akan berhenti memaksakan pembatasan perdagangan normal dan wajar dari produk teknologi tinggi. Selain itu, santai hadapi ekspor perdagangan dengan China,” kata dia.

Xi juga mengatakan kalau China sebagai pemimpin ekonomi global yang baik menekankan sistem terbuka merupakan tindakan terbaik bagi dunia. “Kami harus menahan diri dari mencari dominasi dan menolak permainan zero-sum. Kami harus menahan diri dari mengemis tetangga dan menolak politik kekuasaan atau hegemoni sementara yang kuat dan menindas yang lemah,” kata Xi.

Sebaliknya, negara-negara harus tetap berkomitmen untuk membuka konektivitas dan saling menguntungkan. Serta membangun ekonomi global yang terbuka dan memperkuat kerja sama G20, APEC dan kerja sama multilateral lainnya.

“Kami harus promosi investasi liberal dan fasilitas, mendukung sistem perdagangan multilateral. Dengan cara ini, membuka globalisasi ekonomi, lebih terbuka, inklusif, seimbang dan bermanfaat bagi semua,” tambah dia.

Xi pun menekankan untuk meningkatkan penegakan hukum yang relevan terkait kekayaan intelektual. “Kami mendorong pertukaran teknologi yang normal, kerja sama antara perusahaan China dan asing serta melindungi kekayaan intelektual yang sah yang dimiliki perusahaan asing di China,” ujar Xi.

 


Pelaku Pasar Sambut Positif Pidato Xi Jinping

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pidato Xi Jinping tersebut direspons positif oleh pelaku pasar. Ini ditunjukkan dari bursa saham Amerika Serikat (AS) berjangka dan bursa saham Asia yang menguat.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,7 persen. Indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,1 persen didorong sektor saham transportasi. Saham Toyota dan Honda Motor masing-masing naik 1,9 persen dan 2,1 persen.

Indeks saham S&P futures menguat 1,5 persen. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun naik dua basis poin menjadi 2,80 persen. Sedangkan harga emas turun 0,2 persen.

Mata uang Jepang yen turun sehingga mendorong dolar AS naik 0,3 persen menjadi 107,14. Dolar Australia menguat 0,8 persen terhadap yen.

“Komentar Xi tampaknya telah menjawab semua masalah besar yang ditimbulkan AS termasuk properti intelektual dan liberalisasi pasar domestik,” ujar Yoshinori Shigemi, Ahali JP Morgan Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya