Liputan6.com, Jakarta - "Kau ini bagaimana. Kau bilang Tuhan sangat dekat. Kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat." Itulah penggalan puisi yang dibacakan calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menuai kontroversi dan viral di media sosial. Puisi tersebut dianggap telah menyindir azan.
Puisi yang berjudul "Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana" adalah karya KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus. Ganjar membacakan puisi tersebut pada sebuah acara talk show di sebuah stasiun TV nasional.
Advertisement
Ganjar Pranowo dianggap telah menista agama karena puisi itu. Lantas, bagaimana respons Ganjar dituduh demikian?
Ganjar memaafkan orang yang menyebar isu tersebut. Ganjar juga mengatakan, orang itu sudah meminta maaf.
"Sudah.. cukup, ybs sdh minta maaf kok," tulis Ganjar dalam akun Twitternya @ganjarpranowo, Sabtu, 7 April 2018.
Dia juga menambahkan, "Semoga kita bisa saling belajar... puisi itu kritik yg baik utk pemerintah."
Tudingan bahwa Ganjar telah menista agama karena membaca puisi pertama kali datang dari seseorang yang mengaku penegak syariah. Dalam sebuah video di situs berbagi video, orang yang menyebut dirinya sebagai penegak syariah itu disebut memaki-maki dan mengeluarkan ujaran kotor yang tidak pantas kepada Ganjar Pranowo.
"Orang dalam video itu memaki-maki dan mengeluarkan ujaran kotor yang tidak pantas kepada Ganjar Pranowo, 'ngaku' orang Penjaringan, Jakarta," kata Heri Joko Setyo, anggota tim kuasa hukum pasangan Cagub Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) di Semarang, Senin, 9 April 2018, seperti yang dikutip dari Antara.
Berikut puisi karya Gus Mus yang dibacakan oleh Ganjar Pranowo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Puisi 'Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana'
Kau ini bagaimana, kau bilang aku merdeka
Kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir
Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak
Kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah
Aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku pegang prinsip
Kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran
Kau bilang aku plin plan, aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku maju
Kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja Kau ganggu aku
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku takwa
Khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas kemana arahnya
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain
Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat
Kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang, kau suka damai
Kau ajak aku setiap saat bertikai
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusaknya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah Aku punya rumah, tapi kau meratakannya
Aku ini harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, tapi permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggungjawab
Kau sendiri berucap Allahualam
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur tapi kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar Tapi kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku
Sudah kupilih, kau bertindak sendiri, kau semaumu
Kau bilang, kau selalu memikirkanku
Aku sapa saja, kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara tapi kau bilang, aku ceriwis, cerikis
Kau bilang jangan banyak bicara
Aku bungkam, kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik tapi kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya
Aku kasih alternatif
Kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana
Aku bilang tererah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana
Advertisement