Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) menilai ada tiga hal yang harus diperhatikan agar fasilitas jalan raya tidak mudah rusak dan tetap terpelihara.
Wakil Ketua Umum DPP HPJI, Taufik Widjojono mengatakan, jalan raya itu pasti akan rusak dengan sendiri karena termakan waktu. Namun ia mengingatkan, dalam proyek pembentukan jalan harus mencermati beberapa hal sebelum dimulai pengerjaannya.
Baca Juga
Advertisement
"Jalan itu memiliki umur, teknis yang sesuai dengan desain yang kita buat. Kita memang mendesain kerusakan jalan itu, atau kerusakan yang direncanakan tentunya sesuai dengan apa yang secara umum dipahami sebagai umur rencana," tutur dia di Kantor HPJI, Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Dia mengimbau, pentingnya pemeliharaan jalan secara berlanjut demi mencegah terjadinya kerusakan jalan seperti jalan yang berlubang. Bentuk pemeliharaan tersebut, menurut dia, kini telah dipermudah dengan ada aturan terkait itu.
"Dulu umur perbaikan itu hanya sekitar 10 tahun. Kalau sekarang ditingkatkan menjadi 20 tahun. Lebih mahal tapi secara keseluruhan lebih murah," ujar dia.
Selanjutnya
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu pun mencermati perihal ada jalan-jalan yang cepat rusak sedari dini.
Agar kejadian itu tidak terus berlanjut, ia menyatakan, ada tiga hal yang harus diperhatikan ke depan terkait pembangunan jalan, yakni mengenai proses desain, proses pelaksanaan, dan proses pemanfaatan.
"Misal dari desain itu karena mungkin ada faktor-faktor yang tidak diperhitungkan. Semisal, daerahnya sangat labil atau mungkin muka airnya tinggi. Itu faktor teknis," kata dia.
Terkait proses pelaksanaan, Taufik menyampaikan, itu juga bisa berkontribusi untuk kerusakan dini. Beberapa hal seperti bahan material yang tidak tepat, sampai kontrol kualitas yang tak sesuai dengan standar merupakan faktor-faktor yang perlu diperbaiki.
Soal proses pemanfaatan, ia memberi contoh perihal faktor lingkungan, yaitu banyaknya jalanan yang rusak akibat salah drainase. Dia menganggap, itu adalah penyebab yang paling sering terjadi.
"Kalau dulu selokan itu lancar kemudian kanan kiri jalan muncul toko dan selokannya ditutup, maka airnya pindah ke tengah jalan. Itu umumnya terjadi di area urban, di perkotaan," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement