Liputan6.com, Malang - Petugas dari Polres Malang Kota, Jawa Timur, menangkap enam pengedar narkoba jenis sabu dan ganja. Hampir seluruhnya adalah residivis kasus narkoba. Namun, gerakan tutup mulut para pengedar itu menyulitkan polisi mengungkap bandar besar narkoba di Malang sesungguhnya.
Kepala Polres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, keenam tersangka ditangkap dalam tiga perkara terpisah. Namun, belum bisa dipastikan mereka berada dalam jaringan yang sama dalam peredaran narkoba di Malang.
"Apakah mereka semua masih satu jaringan besar, itu sedang kami perdalam lagi di pemeriksaan," ucap Asfuri di Malang, Selasa, 10 April 2018.
Baca Juga
Advertisement
Keenam tersangka itu adalah IW dan EBA, MF dan FK serta AP dan DSH. Di antara mereka, hanya FK yang belum pernah dipenjara karena kasus narkoba. "Lima lainnya merupakan residivis, pernah dipenjara juga karena kasus narkoba," ujar Asfuri.
Dari keenam tersangka, IW dan EBA, warga Pakis, Kabupaten Malang jadi yang pertama ditangkap. Total 5,70 gram sabu, 5,17 gram bibit ganja dan 15,48 gram daun ganja kering dan uang Rp 1,4 juta disita dari kedua pelaku. IW, seorang pengedar yang ditangkap di parkiran sebuah hotel itu membeli narkoba dari EBA.
KBO Reskoba Polres Malang Kota Ipda Bambang Heriyanta menambahkan, EBA sendiri mendapat pasokan narkoba dari seseorang yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lowokwaru, Malang.
"Menggunakan sistem ranjau dalam bertransaksi. Ada seseorang di lapas yang mengendalikan," ujar Bambang.
Para tersangka kasus narkoba di Malang lainnya, yakni duet MF dan MK yang terbukti memiliki 1,25 gram sabu. Sedangkan pasangan SF dan DSH ditangkap dengan barang bukti 6,31 gram ganja dan 0,83 gram sabu. "Apakah ada benang merah di antara mereka, masih kami periksa," kata Bambang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gerakan Tutup Mulut
Sejauh ini, sudah ada banyak kasus narkoba di Malang yang diungkap oleh kepolisian. Namun, sebagian besar adalah pengedar ataupun pemakai, belum ada bandar besar yang bisa ditangkap. Menangkap bandar besar itu jadi target kepolisian sejak awal tahun ini dan belum terealisasi.
Kepala Polres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, sejauh ini para pengedar yang ditangkap menutup rapat dari mana mendapat narkoba. Hal itu membuat upaya menangkap bandar besar jadi sulit.
"Mereka kuat sekali gerakan tutup mulut. Jadi itu yang membuat kami belum bisa mengetahui siapa bandar besarnya," ujar Asfuri.
Meski demikian, ia optimistis target menangkap bandar besar di balik peredaran narkoba di Kota Malang bisa terealisasi. Penangkapan itu setidaknya diharapkan memutus satu mata rantai besar peredaran barang haram tersebut.
"Para mengedar narkoba itu menyasar siapa saja. Mulai pelajar sampai orang dewasa," kata Asfuri.
Advertisement