PKPI Menang di PTUN, Hendropriyono: Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun

Hendropriyono juga menyatakan sikap politik partai yang dimotorinya tetap mendukung pemerintahan saat ini.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Apr 2018, 11:33 WIB
Ketum Baru PAPPRI, A.M Hendropriyono. (Surya Hadiansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) memutuskan menerima gugatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) terkait putusan KPU. Ketua Umum PKPI Hendropriyono bersyukur atas putusan tersebut.

"Inna Lillahi Wa Inna Ilayhi Raji'un, akhirnya dapat masuk pada partai peserta pemilu," kata Hendropriyono usai sidang di PTUN Jakarta, Rabu (11/4/2018). Ucapan serupa juga yang diikuti kader dan simpatisan PKPI lainnya di halaman PTUN.

Setelah persidangan, maka PKPI akan menyiapkan administrasi untuk selanjutnya didaftarkan ke Kemenkum HAM.

Hendro juga menyatakan sikap politik partai yang dimotorinya tetap mendukung pemerintahan saat ini.

"Tetap konsisten mendukung Jokowi untuk Presiden 2019," kata Hendro.

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) memutuskan menerima gugatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) terkait putusan Bawaslu yang menolak permohonan partai yang dipimpin Hendropriypno itu sebagai peserta Pemilu 2019.

"Pertama, mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya. Kedua, menyatakan membatalkan surat keputusan KPU Nomor 58/ PL.01.1-Kpt/03/KPU/II/2018 Tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu 2019," ujar Ketua Majelis Hakim Nasrifal saat membacakan putusan, Rabu (11/4/2018).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 


KPU Terbitkan SK

Selain itu, sidang juga memutuskan KPU menerbitkan surat ketetapan baru yang menjadikan PKPI sebagai peserta Pemilu 2019.

"Empat, memerintahkan tergugat untuk menerbitkan surat keputusan, PKPI sebagai partai politik peserta pemilihan umum. Lima, menghukum tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul sejumlah Rp 1.100.000," ucap Nasrifal.

Sekjen PKPI, Imam Anshori Saleh, sebelumnya menyatakan partainya tak diloloskan Bawaslu karena persyaratan kepengurusan dan keanggotaan di empat provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua tak memenuhi syarat.

Menurut Imam, Bawaslu kurang teliti dalam memeriksa bukti yang disertakan pihaknya dalam gugatan.

"Kita yakin Bawaslu kurang teliti untuk memeriksa apa yang kita ajukan," ujar Imam pada Selasa, 6 Maret 2018.

Keterangan dari saksi yang diajukan ke Bawaslu maupun saksi ahli, menurut dia, tidak dijadikan bahan pertimbangan oleh Bawaslu.

"Kita prihatin yang menolak semua permohonan kami untuk meloloskan menjadi peserta Pemilu. Karena itu, kami sesuai dengan petunjuk Pak Ketua Umum akan melakukan gugatan ke PTUN dalam waktu dekat," ucap dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya