Liputan6.com, Jakarta - Prospek penjualan properti melalui property agent atau broker pada 2018 diprediksi makin membaik. Hal itu tercermin dari tingginya minat pengembang untuk menggandeng broker properti dalam memasarkan produk yang dibangun.
"Namun perusahaan property agent dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dan jaringan pemasaran termasuk aktif melalukan promosi melalui berbagai event termasuk pameran," ungkap Ketua DPD Asosiasi Realestat Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta, Clement Francis yang ditulis Liputan6.com, Rabu (11/4/2018).
Dia menuturkan, hampir semua developer di Jakarta dan sekitarnya saat ini menggunakan jasa broker properti karena banyak benefit yang dapat dirasakan seperti adanya database pembeli dan investor yang tidak dimikii developer, serta promosi yang lebih luas.
Baca Juga
Advertisement
Clement menambahkan setiap broker berjuang untuk mendapatkan insentif terbaik, sehingga mereka aktif melakukan penyebaran info proyek sehingga developer tidak perlu repot.
"Jadi kalau ada acara pameran seperti ini, semua property agent itu akan berlomba-lomba membawa konsumen datang. Karena mereka sudah punya database pembeli dan investor potensial,"papar dia.
Terkait kondisi bisnis broker di tengah tahun politik, Clement mengatakan kondisi politik tidak banyak memengaruhi selagi situasi keamanan stabil.
Dia meyakini masyarakat Indonesia sudah cukup dewasa dalam menghadapi sengitnya situasi politik baik Pilkada, Pileg maupun Pilpres nanti. Saat ini hampir 60 persen transaksi broker properti di DKI Jakarta didominasi penjualan properti baru (primary) dan sisanya properti bekas pakai (secondary).
Clement menuturkan, masyarakat cenderung membeli properti primary khususnya residensial karena cara bayarnya lebih panjang.Sedangkan pembeli properti secondary biasanya tunai (cash) atau kalau mencicil melalui bank dikenakan uang muka (down payment) tinggi sekitar 30 persen.
"Secara umum properti khususnya rumah seken saat agak slow down, tetapi tergantung lokasi juga, beberapa lokasi justru banyak diincar pembeli,” ungkap dia.
Strategi Gairahkan Pasar Properti
Untuk mengairahkan pasar properti, Arebi DKI Jakarta menggelar pameran properti bertajuk Jakarta Property Expo (JPEX) 2018 dari 10 – 15 April 2018 di Main Atrium Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.
Kegiatan JPEX 2018 yang merupakan pameran atau expo perdana yang digelar AREBI DKI Jakarta ini menampilkan sejumlah properti pilihan dari 20 developer yang sudah menjalin kerjasama dengan para anggota AREBI.
Produk yang dipamerkan didominasi oleh residensial terutama landed house dan apartemen dengan harga mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar. Menurut Clement, pihaknya menargetkan sekitar 5.000 pengunjung setiap harinya akan mengunjungi JPEX 2018 dan transaksi sekitar Rp 500 miliar.
"Diharapkan pameran ini dapat mendorong para pelaku properti, bergerak dan meningkatkan confidence level dari para investor maupun end useruntuk lebih aktif lagi melakukan transaksi properti," ungkap dia.
Ketua Panitia JPEX 2018, Hengky Husada menambahkan saat ini adalah momen yang paling tepat untuk membeli dan berinvestasi di properti. Selain harganya yang masih belum bergerak naik bahkan cenderung stagnan, banyak developer menawarkan promo menarik ditambah bunga bank yang cukup rendah sekitar 7-8 persen, sehingga membuat harga properti lebih terjangkau.
"Di acara ini kami sudah berkoordinasi dengan developer untuk memberikan penawaran menarik kepada konsumen. Selain hadiah-hadiah menarik lainnya, serta berbagai skim pembayaran yang meringankan pembeli," papar dia.
Pameran yang baru pertama kali digelar Arebi DKI Jakarta itu diharapkan dapat digelar rutin setiap tahunnya sebagai sarana ikut mendorong pertumbuhan industri properti.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement