Lobi Polandia, Luhut Ingin Produk Sawit RI Bebas Masuk Eropa

Polandia diharapkan membantu Indonesia dengan memperjuangkan kelapa sawit Indonesia

oleh Merdeka.com diperbarui 11 Apr 2018, 12:48 WIB
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar menerima kunjungan wakil pemerintah dan pengusaha Polandia pada Rabu ini. Dalam pertemuan tersebut hadir juga Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Polandia, Peter Frans Gontha. 

Luhut menjelaskan, Pemerintah Indonesia ingin terus meningkatkan kerja sama dengan Polandia. Salah satu kerja sama tersebut adalah dukungan Polandia terhadap produk kelapa sawit Indonesia.

"Jadi Polandia diminta untuk mendukung kelapa sawit di Eropa dan di UNI Polandia untuk mengharumkan kelapa sawit dari Eropa dan dari Polandia. Tentu sekarang presiden UNI orang Polandia. Iya diharapkan Polandia membantu Indonesia dengan memperjuangkan kelapa sawit Indonesia," kata dia kepada awak media di Jakarta, Rabu, (11/4/2018).

Selain meminta dukungan terhadap kelapa sawit, dalam pertemuan tersebut juga membahas kerja sama diberbagai sektor lainnya. Diantaranya di bidang industri kemaritimian, teknologi listrik, dan pertenakan.

"Kami tadi bicarakan masalah maritim, di mana Indonesia itu diminta untuk memasok juga tenaga kerja ke Polandia di bidang maritim. Kemudian Juga industri listrik, teknologi listrik Polandia sudah masuk ke Lombok dan memiliki teknologi yang baik jadi kami mengharapkan itu dari Polandia," ujarnya.

Dalam hal ini Polandia juga diminta untuk membantu industri perikanan di Indonesia. Mengingat Indonesia adalah negara maritim terbesar.

"Polandia itu kekurangan ikan. Dia mengharapkan industri perikanan bekerjasama degan Polandia dan Indonesia untuk peternakan ikan karena mereka mau peternakan ikan. Jadi Indonesia dan Polandia kerjasama untuk peternakan ikan, Indonesia akan menyiapkan lahan, ikannya dibeli dari Polandia," terangnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


2 Tantangan Besar Industri Sawit Nasional

Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

 Industri sawit nasional menghadapi dua tantangan utama untuk bisa berkembang besar. Tantangan tersebut dari dalam negeri dan luar negeri.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menjelaskan, saat ini Gapki memilik 695 anggota yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor hulu atau perkebunan kelapa sawit.

Saat ini, industri kelapa sawit menjadi penyumbang terbesar ekspor non migas nasional. Selain itu, Sawit juga menjadi penggerak ekonomi karena di dalam industri ini terdapat 20 juta orang yang terlibat.

"Sawit menjadi salah satu penyelamat neraca perdagangan sehingga tidak defisit," jelas Joko saat berkunjung ke SCTV Tower, Selasa (10/4/2018).

Namun ternyata, untuk mengembangkan industri ini tidak mudah. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para pengusaha kelapa sawit.

Salah satu tantangan tersebut adalah iklim investasi yang belum kondusif. Akibatnya membuat investor yang ingin mengembangan usaha di sektor sawit menahan langkah tersebut.

"Ada beberapa regulasi antara satu kementerian dengan kementerian lain yang belum sinkron. Bahkan ada beberapa regulasi yang menurut industri sawit menjadi penyebab ketidakpastian," jelas dia.

Tantangan kedua adalah tantangan dari luar yaitu adanya regulasi dari beberapa negara lain yang menahan masuknya sawit. "Ini lagi ramai di Eropa dari tahun kemarin sampai tahun ini larangan sawit masuk. Ini mereka larang sawit masuk sama sekali di 2021 nanti," tambah Joko.

Banyak tuduhan yang ditujukan kepada produk sawit seperti tidak ramah lingkungan, merusak hutan hingga perbudakan.

Joko pun berharap agar pemerintah bisa mengurai tantangan terebut sehingga industri sawit bisa tumbuh berkembang, mengingat industri tersebut memberikan kontribusi yang tinggi kepada perekonomian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya