Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pelayaran milik negara, PT Djakarta Lloyd (Persero) melakukan pengadaan kapal curah. Kapal ini akan menambah armada perseroan dalam rangka menggarap kontrak pengangkutan batu bara PT PLN (Persero).
"Ini adalah momen yang baik, sebagai bagian sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara Djakarta Lloyd dan PLN," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Batam, Rabu (11/4/2018).
Baca Juga
Advertisement
MV Dharma Lautan Intan memiliki bobot sebesar 50.000 DWT-60.000 DWT atau masuk dalam kelas supramax. Kapal tersebut dibeli seharga US$ 12 juta atau sekitar Rp 164 miliar lewat proses lelang. Dana pembelian kapal bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan.
Rini berharap, kapal yang diberi nama MV Dharma Lautan Intan itu bisa memenuhi kebutuhan jasa pengangkutan batu bara PLN yang meningkat untuk tahun ini. Di mana Djakarta Lloyd dan PT PLN (Persero) telah berkontrak kerja pengangkutan 3,7 ton batu bara.
Volume tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan dengan kontrak yang diperoleh pada 2017. Selain itu, BUMN yang berdiri sejak 1951 ini juga meraup kontrak baru dari Grup Surya Mega Adiperkasa dengan volume angkutan 500 ribu ton untuk durasi lima tahun.
Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto menambahkan, ke depan perusahaan juga memerlukan kapal tanker guna memperluas segmen jasa angkutan, seperti pengangkutan minyak. Saat ini saja, Djakarta Lloyd tengah dalam penjajakan kontrak pengangkutan minyak berdurasi maksimal 10 tahun dengan PT Pertamina (Persero).
Untuk itu, Djakarta Lloyd pun sudah meneken kontrak pembangunan kapal tanker dengan PT Dok Perkapalan Surabaya (Persero) sejak Oktober 2017. Nilai kontrak pembangunan kapal tanker berukuran 6.500 DWT tersebut mencapai Rp 170 milliar. Diharapkan kontrak kerja sama pengangkutan BBM dengan Pertamina bisa meningkatkan pendapatan perseroan.
Padat Karya Tunai
Selain meresmikan MV Dharma Lautan Indah, Menteri Rini juga meninjau program padat karya tunai persembahan sinergi antara PT Pelindo I (Persero), PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), PT Sucofindo (Persero), dan Persero Batam di Batam.
Kegiatan padat karya tunai yang dilakukan di Desa Panau, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa ini meliputi pembangunan drainase sepanjang 300 meter dengan biaya pekerjaan berkisar Rp 720 juta dan pembangunan MCK atau kamar mandi sebanyak tiga unit di tiga sekolah. Di mana setiap unitnya terdiri dari empat ruang kamar mandi (dua pria dan dua wanita) dengan biaya pekerjaan berkisar Rp 281 juta.
Tiga sekolah dimaksud adalah SMK 6 Kampung Panau, SDN 7 Kampung Panau, dan SDN 5 Telaga Punggur. Sehingga total biaya pengerjaan padat karya tunai yang dikerjakan oleh 300 warga ini berkisar Rp 1 miliar.
Rini berharap program padat karya tunai ini bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat. Terlebih, program ini bertujuan untuk mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat bawah.
"BUMN harus mengusahakan perbaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat melalui padat karya tunai untuk meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat sekitar," kata Rini.
Advertisement