Kapan Waktu yang Tepat Ganti Oli Transmisi Matik?

Ganti oli transmisi matik memiliki perbandingan 2:1 dengan penggantian oli mesin.

oleh Yurike Budiman diperbarui 12 Apr 2018, 18:10 WIB
CVT Motor Matik

Liputan6.com, Jakarta - Bagi para pengguna motor matik mengganti oli transmisi sama pentingnya dengan mengganti oli mesin. Amat disayangkan penggantian oli transmisi ini sering terlewatkan sehingga mengakibatkan rusaknya komponen.

Oli transmisi berfungsi untuk melumasi sistem transmisi agar dapat bekerja dengan baik. Dalam transmisi motor matik, ada banyak komponen yang saling bergesekan oleh karena itu mengganti oli transmisi juga harus rutin.

Lalu, kapan baiknya oli transmisi ini harus diganti?

Technical and Training Service Engineer Motul Indonesia, Isadat Salam, mengatakan oli transmisi diganti setiap dua kali penggantian oli mesin.

"Perbandingannya 2:1, kalau di buku manual tidak disebutkan setiap kilometer. Tapi idealnya setiap dua kali ganti oli mesin, oli gardan baru ganti," kata Isadat di kawasan Sudirman, beberapa waktu lalu.

Setiap pabrikan oli, menurutnya, sudah punya standar masing-masing untuk penggantian oli mesin. 

"Jadi kalau ganti oli mesinnya setiap 2.000 km, berarti oli transmisi di 4.000 km baru diganti. Untuk motor yang di 4.000 km ganti oli mesin, ganti transmisi di 8.000," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ini Bahaya Mencampur Oli Sembarangan

Pelumas mesin menjadi salah satu faktor maksimalnya performa mobil.

Sejumlah produsen pelumas di Indonesia semakin menjamur, tak heran jenis oli-oli terbaru muncul di pasaran dengan menawarkan berbagai keunggulan.

Namun faktanya, fungsi oli sendiri melumasi jeroan mesin agar tetap berjalan mulus, tetap menjadi pendingin mesin, serta meminimalisir gesekan antar logam yang dapat menimbulkan keausan.

 

 

Meski fungsi oli sama, namun Assistant Sales Manager Aftermarket AISIN Asia Indonesia, Benny W Liem melarang mencampur oli meskipun penggantiannya dalam kondisi sama-sama baru.

“Kalau awalnya pakai oli brand A, kemudian beralih ke brand B nah dua ini zatnya berbeda, karena sebenarnya kita tidak tahu pakai bahan kimia seperti apa. Ada kemungkinan terjadi reaksi apa kita tidak tahu, ya karena zat aditifnya berbeda-beda, “ ungkap Benny saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Benny menyatakan, jika kerap melakukan kombinasi dalam mencampur oli, tidak menutup kemungkinan kendaraan bisa mati total dan harus dilakukan bongkar mesin.

Matinya mesin mobil diketahui akibat terjadi reaksi kimia yang terbentuk dari beberapa zat berbeda, kemudian timbul kotoran sehingga membuat bagian mesin macet.

Benny menyarankan, untuk penggantian oli dilakukan pengurasan secara detail hingga bersih.

Cara yang cepat bisa juga disemprot angin lalu didiamkan agar oli mengalir keluar. Hal ini agar tak ada oli lama yang masih menempel di dinding mesin.

Oli filter juga kalau sudah pemakaian sekali, kita sarankan diganti. Kalau mau hemat biasanya 2 banding 1 , dua kali ganti oli dan satu kali pakai,” tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya