Gedung Sekolah di NTT Ini Mirip Kandang Ternak

Kondisi bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT sangat memprihatinkan.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 12 Apr 2018, 13:30 WIB
Kondisi bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang- Kondisi bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat memprihatinkan.

Konstruksi bangunan sekolah hanya beratapkan dan berdinding daun pohon gewang. Lantainya pun hanya beralas tanah. 

Lokasi sekolah ini berjarak sekitar 25 kilometer arah Selatan Kota Soe, ibukota Kabupaten TTS, atau sekitar 79 kilometer arah timur dari Kota Kupang, ibukota Provinsi NTT.

Meskipun kondisi bangunan sekolah mirip kandang ternak, para guru dan siswa tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Sekolah kami ini ada tujuh ruangan darurat sesuai dengan rombongan belajar, plus kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan baik, satu ruang guru, dan administrasi," kata Kepala SMK Batu Putih, Prahara Krislianto Kana, Kamis (5/4/2018).

Kana mengaku, meski kondisi ruangannya darurat, guru dan siswa tetap lancar melakukan aktivitas di dalam kelas termasuk saat saat hujan deras.

 Sekolah itu, lanjutnya, dibangun atas kerja sama masyarakat, orangtua, siswa, dan pihak sekolah. Menurut Kana, sekolah tersebut didirikan pada tahun ajaran 2013/2014. Waktu itu, masih kelas jauh dari SMK Negeri 1 Soe (out sourching).

Pada 2015, keluarlah surat keputusan izin pendirian dan izin operasional dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) TTS.

 


Pinjam Ruangan

Gedung sekolah yang dinding serta atapnya terbuat dari dedaunan (Liputan6.com/Ola Keda)

Sebelum menggunakan bangunan darurat itu, pihaknya meminjam ruang milik SMP Negeri Batu Putih, atas izin Bupati TTS. Setelah SMP Negeri Batu Putih menerapkan full day school pihaknya tidak bisa menggunakan ruangan di SMP itu.

"Atas kesepakatan komite, orang tua, masyarakat dan pihak sekolah, kami kemudian membangun gedung darurat pada Juli 2017 sambil menunggu pembangunan gedung secara permanen," ujarnya.

Jumlah murid saat ini sebanyak 129 orang sedangkan jumlah pendidik sebanyak 25 orang. Rincian guru sekolah itu adalah tiga orang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), satu tenaga kontrak provinsi, dan sisanya honorer.

Kana mengaku telah mengajukan proposal pembangunan sejak 2017 dan sudah diterima pihak direktorat SMK melalui bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.

"Tahun ini, pelaksanaan pembangunan sudah berjalan. Ini sesuai hasil verifikasi faktual tim survey dari Direktorat SMK. Untuk kepastian waktu, dimulai pembangunan masih menunggu info direktorat, tetapi tahun ini sudah pasti," imbuhnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya