Rupiah Sedikit Tertekan, Investor Fokus Ketegangan Geopolitik

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran lebar yaitu 13.755 per dolar AS hingga 13.759 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Apr 2018, 13:18 WIB
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Ketegangan geopolitik memberikan dukungan kepada dolar AS. 

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Kamis (12/4/2018), rupiah dipatok di angka 13.763 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.747 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Bloomberg, rupiah dibuka di angka 13.758 per dolar AS, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.759 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran lebar yaitu 13.755 per dolar AS hingga 13.759 per dolar AS. 

Dolar AS naik tipis di kawasan Asia terutama terhadap yen Jepang. kenaikan ini karena adanya kekhawatiran atas kemungkinan tindakan militer negara Barat terhadap Suriah.

Ketegangan geopolitik menggeser fokus pelaku pasar terhadap kebuntuan negosiasi perang dagang AS dengan China.

Ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia terkait adanya dugaan serangan gas beracun di Suriah.

"Yen harus menghadapi dolar AS karena kekhawatiran geopolitik," jelas analis Masafumi Yamamoto Mizuho Securities di Tokyo, Jepang.

 


Tekanan Eksternal

Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah sebetulnya tidak perlu dibesar-besarkan. Hanya saja, masyarakat harus lebih confident.

"Ini masalah confident saja, karena saya yakin bahwa kalau kondisi domestiknya aman, seharusnya tidak ada isu kalau rupiah itu terlampau murah dihargai sampai level tersebut. Jadi itu harusnya rupiah itu menjadi lebih kuat hanya masalah sekarang confident itu diperbaiki," kata Dody pada 27 Maret 2018.

Meski demikian, dia mengakui adanya tekanan eksternal untuk nilai tukar rupiah. Sementara secara domestik, indikator-indikator yang telah dilakukan BI sejauh ini mampu berjalan maksimal.

"Nah kalau kita bicara confident tentunya harus kita yakini bahwa ada tekanan dari eksternal tetapi domestiknya sebenarnya tidak membuat nilai tukar ini harus melemah yah karena memang kecenderungan indikator kita bagus semua inflasi bagus dan cadangan devisa kita memang masih belum turun, masih di level masih tinggi. Jadi harusnya konteksnya adalah jaga confident," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya