Ngopi Sambil Nikmati Nuansa Kematian di Kafe Thailand, Berani Coba?

Sebuah kedai kopi di Thailand menyuguhkan nuansa kematian. Seperti apa isinya?

oleh Afra Augesti diperbarui 12 Apr 2018, 20:20 WIB
Seorang siswa remaja mencoba masuk ke dalam peti mati di Kid Mai Death Awareness Cafe, Thailand (30/3). Selain itu cafe ini juga menyediakan menu yang cukup aneh seperti minuman rasa "kematian" dan "menyakitkan". (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Liputan6.com, Bangkok - Bagi sebagian besar pecinta kopi, menikmati minuman berwarna hitam pekat ini terkadang dilakukan di kafe atau kedai kopi langganan. Tempat itu umumnya bernuansa klasik, unik, natural, hingga tradisional, dengan suasana nyaman, santai dan menyenangkan.

Tapi, pernahkah Anda terbayang tentang kehidupan setelah kematian saat berada di sebuah kedai kopi? Nuansa seperti itulah yang disuguhkan oleh Kid Mai Death Cafe yang berada di Bangkok, Thailand.

Di sana, Anda mendapatkan suasana berbeda dari kafe-kafe yang pernah Anda datangi.

Kid Mai Death Cafe hadir dengan tema unik, yaitu kematian, guna memberikan sensasi berbeda bagi pelanggannya yang ingin merenungi arti hidup. Menu yang disajikan pun hanya memiliki dua istilah, yaitu "death" (kematian) dan "painful" (kesengsaraan).

Setelah memesan salah satu menu, Anda disarankan untuk berbaring dalam peti mati sungguhan. Peti tersebut sudah dihias, berwarna putih, lengkap dengan ornamen-ornamen layaknya menyemayamkan jenazah. Peti itu ditempatkan di ruang terbuka, membuat Anda merasakan sensasi upacara pemakaman di pemakaman umum.

Seorang siswa remaja berbaring di dalam peti mati di Kid Mai Death Awareness Cafe, Thailand (30/3). Cafe ini menyediakan ruang pameran yang dibangun untuk mendidik masyarakat tentang kematian dan agama Buddha di Bangkok. (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Setelah posisi tubuh Anda pas, pelayan kafe akan menutup peti mati selama beberapa menit dan selama itu pula, Anda disarankan untuk merenung.

Namun Anda tidak diwajibkan untuk mencobanya. Sebagai bonus atas keberanian dan minat Anda masuk ke dalam peti mati, maka pemilik kafe akan memberikan diskon khusus untuk menu yang telah Anda pesan.

Seorang pengunjung berusia 28 tahun menceritakan pengalaman perdananya menjajal kafe yang berada di ibukota Thailand ini.

"Saya merasa seperti berada di sebuah pemakaman," ungkap salah satu pengunjung kafe, Duanghatai Boonmoh, sembari tertawa usai keluar dari peti mati.

"Hal pertama yang terlintas dalam benakku adalah, bagaimana jika tidak ada orang yang membuka peti mati itu? Saya kira, mungkin seperti itulah perasaan seseorang yang tahu bahwa dirinya sekarat dan akan mati," imbuhnya, seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (12/4/2018).

Sang empu menceritakan bahwa tema "kematian" yang dihadirkan di kedai kopinya terinspirasi dari ajaran Buddha. Tema ini tidak ada sebelumnya di Thailand. Dengan demikian, ia berharap para pelanggan bisa menjalani hidup yang lebih baik setelahnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Menyadarkan Masyarakat?

Sebuah karangan bunga tradisional untuk ucapan duka yang berada di Kid Mai Death Awareness Cafe, Thailand (30/3). (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Untuk lebih menghidupkan nuansa kematian di Kid Mai Death Cafe, si pemilik mendesain ruangan dengan unsur alam kegelapan, termasuk warna yang didominasi hitam, serta furnitur seperti tengkorak dan kerangka manusia yang ditempatkan di setiap sudut kafe, bahkan di setiap meja pengunjung.

Seorang profesor dan peneliti sosial, Veeranut Rojanaprapa, menganggap kafe tersebut sebagai jembatan untuk menyadarkan penduduk Thailand tentang kematian. Inspirasi tema kafe cocok dengan keyakinan masyarakat lokal, yang sekitar 90 persen merupakan penganut Buddha.

"Fakta membuktikan bahwa sadar akan kematian mampu mengurangi keserakahan dan amarah manusia," jelas Veeranut.

Dia percaya, konsep Buddha yang dihadirkan di kedai kopi tersebut -- yang berakar pada gagasan ketidakkekalan dan tidak mementingkan diri sendiri -- adalah kunci untuk "membersihkan" masyarakat Thailand dari masalah hidup yang kronis, seperti kekerasan dan korupsi.

Pengalaman masuk ke dalam peti mati juga dinilai bisa mendorong anak muda yang kecanduan teknologi untuk lebih menghayati hidup, yakni interaksi sesama manusia dengan nyata.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya