Ketua Umum PPP: Lawan Jokowi di Pilpres 2019 Itu Kuat

Untuk itu, PPP tak ingin menganggap remeh dan mengantisipasi strategi lawan Jokowi.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2018, 19:05 WIB
Pertemuan kedua ini tak lepas dari makin gencarnya ajakan demo menuntut penegakan hukum penistaan agama.

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto kembali maju menjadi kandidat calon Presiden 2019. Ketua Umum PPP Romahurmuziy memandang mantan Danjen Kopassus itu merupakan lawan kuat Jokowi.

"Dalam pertarungan bipolar atau dua kutub seperti ini kita harus menganggap lawan itu kuat, karena kalau kita menganggap lawan itu lemah, kita akan berleha-leha lalu kemudian terlena," kata dia di kantor pusat PP Muhammadiyah, Menteng Raya, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (12/4).

Untuk itu, pihaknya tak ingin menganggap remeh dan mengantisipasi strategi lawan. Pria yang akrab disapa Romi ini berkaca pada Pilpres 2014 lalu. Dia mengatakan di 10 provinisi Jokowi mengalami kekalahan suara.

"Dan ada 161 Kabupaten kota yang di sana itu kalah, karena itu tugas-tugas partai yang dulu belum bergabung dan sekarang 2019 sudah bergabung adalah membalik karena beberapa daerah yang dulu Pak Jokowi kalah adalah basis basis partai tersebut," ucap Romi.

Karena itu, lanjut dia, dirinya terus mendorong agar apa yang sudah menjadi kerja konkret dari Jokowi dapat disosialisakan ke seluruh daerah, terutama yang dulu jauh dari dukungan.

Dengan rematch ulang ini, lanjut Romi, pihaknya juga optimis kubu Jokowi dapat memetik kemenangan. Sebab partai pendukung Jokowi sudah jelas sehingga lebih mudah akan menang dalam Pilpres 2019.

"Dengan dukungan dari partai koalisi pendukung Jokowi yang sudah jelas dan sudah nampak, maka akan jadi lebih mudah," ucap Romi.

Sebagai partai pengusung, PPP tidak akan berpuas diri. Seluruh kader akan terus bekerja keras dan membalik kekalahan yang dulu masih terjadi di 161 kabupaten dan kota meliputi 10 provinsi.

"Tentu tugas kami. Karena kami berada di posisi berbeda pada 2014 lalu," pungkas Romi.

 


PAN Dinilai Lebih Nyaman ke Jokowi

Presiden Joko Widodo didampingi Ketum PPP Romahamurmuziy dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo tiba di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, Sabtu (3/2). Jokowi dan Romi tampak mengenakan sarung. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Romi juga menilai bahwa Partai Amanat Nasional (PAN) lebih nyaman bergabung ke Joko Widodo. Sebab PAN memiliki perwakilan kadernya yang duduk di kursi Kabinet Kerja Jokowi - JK.

"Jadi kalo dihitung dari kenyamanan hari ini tidak ada alasan untuk tidak mengatakan tidak nyaman kepada Pak Jokowi, wong menterinya ada di situ," ujar dia.

Romi mengatakan, pihaknya selalu mengajak partai politik yang belum menentukan sikap untuk bergabung mendukung Jokowi. Dia membeberkan ada dua partai yang telah mendukung petahana.

"1 Partai sudah mendeklarasikan beberapa hari yang lalu, yang satu lagi sebenarnya sudah, karena sudah ada suratnya, tinggal waktunya saja diumumkan. Saya tidak tepat untuk menyebutkan, tetap saya meyakini karena sudah ada suratnya. Jadi tinggal disampaikan saja," terang Romi.

 

Reporter : Muhammad Genantan Saputra

Sumber : Merdeka.com

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya