Liputan6.com, Jakarta Indonesia serius menyiapkan diri untuk memasuki era industri 4.0. Hal tersebut tampak seiring peluncuran peta jalan (roadmap) industri 4.0 yang telah dibuat Kementerian Perindustrian.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan bahwa hal penting yang harus dipikirkan adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.
Advertisement
"Paling penting menciptakan lapangan kerja di Indonesia, ya kenapa tidak, karena PR (pekerjaan rumah) kita yang paling besar adalah penciptaan lapangan kerja. Nomor 1 yang paling besar," ungkapnya di Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Lebih jauh, dia mengatakan, dengan memasuki era industri 4.0, tentu akan ada penyesuaian di sektor kebutuhan tenaga kerja. Ada beberapa jenis pekerjaan yang tentu akan bergeser.
"Akan ada dampaknya. Mungkin ada beberapa hal yang akan mungkin diperlukan lagi. Salah satu yang paling gampang, contoh saja mungkin teller di bank akan hilang. Kita harus beradaptasi dengan itu," kata dia.
Meskipun begitu, dia yakin, era digitalisasi akan juga akan menyediakan semakin banyak kesempatan kerja baru. Namun, era industri 4.0 yang mengedepankan penguasaan teknologi menuntut adanya peningkatan kemampuan tenaga-tenaga kerja Indonesia.
"Ini hal tidak bisa terelakkan lagi. Pasti berjalan. Di satu sisi akan menghilangkan beberapa pekerjaan, tapi satu sisi akan menciptakan pekerjaan baru. Dulu mana ada kita bisa pesan makanan dari handphone kita. Itu menciptakan lapangan kerja baru. Sekarang ada Go-jek, dan itu penyerapannya lumayan," jelas dia.
"Memang ada satu masa transisi untuk bagaimana kita bisa menyikapi itu. Dalam suatu kemajuan atau revolusi industri pasti ada hal yang hilang, ada hal baru yang muncul. Kita harus meningkatkan kemampuan dari tenaga kerja kita," katanya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Dorong Pertumbuhan Model Bisnis Baru
Sementara itu, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan industri 4.0 akan mendorong pertumbuhan model-model bisnis baru. Teknologi membantu para pengusaha, terutama mereka yang masih baru alias pemula untuk turut masuk ke pasar dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
"Kemajuan teknologi telah membuka ruang yang murah dan efisien karena bisnis tidak harus dilakukan di kantor. Menjual dan mencari barang cukup di rumah. Jadi teknologi mendorong peluang bisnis," ujar dia.
"Memang era industri sedang memasuki fase ke 4 sehingga di samping banyak tantangan dan ancaman, tapi juga terbentang luas peluang yang bisa dimanfaatkan pengusaha muda," tegas Bambang.
Advertisement