Dikubur dalam Semen, Kasus Pembunuhan Sadis yang Gegerkan Hong Kong

Sebuah kasus pembunuhan keji, yang korbannya dikubur di dalam semen, membuat heboh warga Hong Kong dalam dua bulan terakhir.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Apr 2018, 18:40 WIB
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Liputan6.com, Hong Kong - Seorang wanita muda di Hong Kong merasa khawatir, dia dan pacarnya, akan menjadi korban selanjutnya pada kasus penguburan hidup-hidup yang menimpa Cheung Man-li (28) pada awal Maret lalu.

Saat bersaksi di pengadilan, Ho Ling-yu (20) -- nama wanita itu -- mengatakan bahwa pada hari-hari setelah dugaan pembunuhan keji itu, sebongkah semen muncul di ruang tamu apartemennya di Tsuen Wan, wilayah hunian di bagian barat New Territories.

Dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (13/4/2018), bongkahan semen tersebut dibawa oleh tiga orang pria yang dikenalnya yang tinggal di bangunan apartemen yang sama dengannya.

Ketiganya, yang saat ini diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan, diketahui bernama Tsang Cheung-yan (28), Keith Lau (23), dan Cheung Sin-hang (25).

Saksi Ling-yu mengaku mendengar suara seperti sedang menggaruk dari dalam bongkahan semen. Tak lama kemudian, ia mencium bau amis darah yang memenuhi udara. Namun, ia hanya mendapat candaan ketika menanyakan tentang keganjilan tersebut kepada salah satu pria tersebut.

Di hadapan hakim pengadilan Hong Kong, Ling-yu mengatakan Tsang menceritakan tentang adanya pembunuhan, tetapi dengan menambahkan lelucon, sehingga terkesan tidak serius.

Namun, ia mulai menyadari bahwa pembunuhan tersebut benar adanya, ketika melihat Tsang dan dua pria lainnya memindah balok semen, dan menyisakan beberapa bercak darah di area jemur.

Menurut Ling-yu, Tsang dan korban biasanya memiliki bisnis bersama. Ketika pergi ke apartemennya kala itu, korban bermaksud mengambil pesanan barang seharga 5 juta dolar Hong Kong, atau sekitar Rp 8,7 miliar.

Disebutkan bahwa salah satu dari ketiga terduga pelaku pembunuhan, menyerang korban yang kerap disapa dengan julukan 'Ah J' itu, sebelum kemudian menyuntiknya dengan cairan alkohol khusus.

Setelah tidak sadarkan diri, korban dimasukkan ke dalam lempengan semen, dan dibawa ke apartemen Ling-yu untuk menghapus jejak.

Ling-yu mengatakan pada hari Kamis, 12 April 2018, Tsang mengatakan kepadanya untuk tidak menelepon polisi tentang pembunuhan itu.

"Saya pikir jika saya tampak melakukan sesuatu yang tidak biasa, maka mereka akan membunuh saya juga," katanya kepada hakim.

"Saya tahu apa yang terjadi. Saya sangat takut mereka juga akan membunuh pacar saya. Oleh sebab itu, saya memilih diam mencari waktu yang tepat," lanjutnya.

Ling-yu, yang mendapat kekebalan hukum dari pengadilan Hong Kong sebagai imbalan atas kesaksiannya, ingat bahwa pada hari terjadinya pembunuhan keji itu, dia melihat Lau memegang sepasang pakaian dalam wanita yang direndam dalam kloroform di dekat tangga.

Setelah itu, ia mendengar keributan di lantai bawah, diikuti dengan kata-kata yang teredam seolah mulut seseorang tertutup. Dia mengatakan, Tsang kemudian datang untuk mencari jarum suntik, yang dia gunakan untuk menggambar sesuatu dari botol.

Setelah itu, dia juga mendengar seseorang berkata bahwa mereka tidak tahu "jika dia benar-benar mati atau pura-pura tersingkir".

Kemudian Tsang mengatakan padanya "Ah J sudah mati", tetapi dengan bercanda.

Tsang mengatakan Ling-yu bahwa mereka telah meletakkan jenazah Ah J di rak binatu di kamar mandi di lantai bawah, tetapi dia tidak percaya dan tidak memeriksanya.

 

Simak video pilihan berikut: 


Sempat Melarikan Diri Ke Taiwan

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Di depan meja hijau, Ling-yu menceritakan kronologi penemuan balok semen yang mencurigakan di ruang tamu apartemennya.

"Ruangan itu sangat dingin, suhu diturunkan sangat rendah, yang kata Tsang dimaksudkan untuk membuat semen cepat kering," jelas Ling-yu.

Keesokan harinya, Ling-yu bangun dengan mendengar suara 'batu menggiling dan menggaruk' dari bawah, yang disertai dengan sedikit bau amis darah. Sesaat kemudian, ia pun mulai percaya bahwa Cheung Man-li memang meninggal, dan menaruh curiga jasadnya disimpan di dalam semen.

Pada 7 Maret, dia melihat Tsang dan dua pelaku lainnya, memindahkan blok semen itu, tetapi dengan darah menetes darinya.

"Ada banyak handuk yang basah oleh darah tipis di lantai," katanya, sambil menambahkan dia menggunakan penyegar udara untuk menghilangkan baunya.

Kemudian, Ling-yu sempat mendengar diskusi pelan di antara ketiga pelaku yang merencanakan kabur ke Taiwan. Namun sayang, hal itu diketahui oleh Tsang, yang menyuruhnya bungkam dan tidak menelepon polisi.

Keesokan harinya, Tsang menelepon Ling-yu bahwa mereka tidak bisa memindah balok semen itu keluar, karena alarm lift terus berbunyi menandakan kelebihan berat.

"Mereka memutuskan untuk mengeluarkan jasad Ah J. Namun karena kesulitan, lengannya pun dipatahkan," jelas Ling-yu.

Tsang mendesak Ling-yu ikut kabur bersama mereka ke Taiwan. Ia mengancam jika tidak menuruti, maka Ling-yu akan dilaporkan ke pamannya -- seorang perwira polisi, dan melimpahkan seluruh tuduhan pembunuhan tersebut.

"Tsang juga memegang paspor saya, jadi saya tidak bisa berbuat apa-apa," lanjut Ling-yu.

Sementara sedang berada di Taiwan, Ling-yu berusaha menghubungi pacarnya, dan memintanya datang untuk menjemput serta melaporkan masalah itu ke polisi.

Ketika Ling-yu berhasil kembali ke Hong Kong, dia ditangkap. Menyusul beberapa hari kemudian, tiga pelaku dideportasi oleh pihak berwenang Hong Kong.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya