Liputan6.com, Jakarta - Pendiri sekaligus co-founder Twitter, Jack Dorsey kembali tidak diberi upah atau gaji menjalankan perusahaannya pada 2017.
"Sebagai bentuk dari komitmen dan kepercayaan pada potensi penciptaan nilai (value creation) jangka panjang Twitter, CEO kami Jack Dorsey menolak semua kompensasi pada 2017," tutur salah satu perwakilan perusahaan tersebut yang disampaikan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) atau United Stated Securities and Exchange Commission (SEC), seperti dikutip dari laman NYPost, Jumat (13/4/2018).
Jack Dorsey diketahui telah tiga kali tidak menerima gaji dari perusahaanya ini. Namun Dorsey masih banyak memiliki saham di Twitter. Saham perusahaan media sosial tersebut meningkat 20 persen sejak awal 2018.
Baca Juga
Advertisement
Sejak 2 April 2018, Dorsey sudah mengantongi 18 juta saham Twitter. Nilai saham Twitter mencapai USD 529 juta atau Rp 7,2 triliun (asumsi kurs Rp 13.724 per dolar Amerika Serikat) pada Rabu, 11 April 2018. Kepemilikan saham Twitter oleh Jack Dorsey sekitar 2,39 persen dari total saham yang beredar. Sedangkan total kekayaan Jack Dorsey mencapai USD 3,8 miliar, berdasarkan Forbes.
Selain jadi bos Twitter, Dorsey juga merupakan CEO dari perusahaan pembayaran, Square. Gaji pokok tahunannya sebesar USD 2,75 pada 2016. Dia memiliki 65,5 juta saham Square yang bernilai USD 3,1 miliar atau Rp 42,6 triliun.
Sementara itu, dalam dokumen yang disampaikan perwakilan Twitter, CFO Twitter Ned Segal yang baru bergabung dengan perusahaan pada Agustus 2017 menyebutkan total kompensasi Twitter senilai USD 14,3 juta pada 2017 atau Rp 196 miliar. Ini sudah termasuk dengan gaji pokok, yaitu senilai USD 165.385 dan juga bonus sebesar USD 300.000.
Chairman Twitter, Omid Kordestani yang bergabung pada Oktober 2015 disebutkan memiliki gaji pokok USD 50.000 dan punya saham senilai USD 2,04 juta saham pada 2017.
Direktur Baru
Twitter merencanakan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 Mei 2018. dalam agenda tersebut akan ditentukan kembali direktur terbaru Twitter hingga 2021. Adapun kandidatnya CEO dari BET Networks Debra Lee, former Google CFO Patrick Pichette, Founder Lucky Voice Martha Lane Fox, dan CEO 1stdibs David Rosenblatt.
Adapun dalam agenda rapat tersebut, Twitter menyiapkan proposal bagi pemegang sahamnya terkait kebijakan dalam penegakan kontennya.
Proposal tersebut akan meninjau (review) berhubungan dengan kebijakan konten dan kontroversi manajemen konten seperti (berita hoax, ujaran kebencian, dan juga kekerasan seksual). Selain itu, juga memutuskan mengenai pada keuangan, operasi dan reputasi perusahaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement