Dinilai Bising, Menteri Ghana Anjurkan Azan via Aplikasi Chatting

Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Ghana, Prof Kwabena Frimpong Boateng, mengusulkan azan cukup dikirimkan lewat teks.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2018, 18:30 WIB
Ilustrasi menggunakan smartphone (pixabay.com)

Liputan6.com, Ghana - Seorang menteri di Ghana membuat pernyataan yang cukup aneh. Dia menyarankan agar azan tidak lagi dikumandangkan, melainkan disebar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Ghana, Prof Kwabena Frimpong Boateng, mengusulkan azan cukup dikirimkan lewat teks. Pernyataan itu disampaikan secara terbuka di hadapan media pada Selasa, 10 April 2018 lalu.

"Di rumah ibadah, mengapa suara (azan) tidak dibatasi. Dan mungkin di masjid, mengapa peringatan waktu sholat tidak disebarkan dengan pesan teks atau WhatsApp jadi imam akan mengirim pesan WhatsApp ke semua orang waktunya sholat," kata Kwabena, dikutip dari Ghanaweb, Jumat (13/4/2018).

Kwabena menyadari sarannya mungkin kontroversial. Tetapi, dia menegaskan idenya layak dipertimbangkan.

Tak hanya masjid, Kwabena juga meminta pihak gereja mempertimbangkan gagasannya untuk membatasi polusi suara dari ruang ibadah.


Dicemooh Publik

Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)

Pernyataan tersebut kemudian tersebar di media sosial. Alhasil, Kwabena mendapat banyak cemoohan.

"Salah satu orang yang tidak berguna di kabinet pemerintahan NPP adalah Prof Frimpong Boateng. Bagaimana bisa seseorang menunjukkan ketidakpahamannya? Pesan teks untuk memanggil jemaah ke masjid?" demikian komentar salah satu pengguna Facebook.

Sementara pengguna media sosial lainnya mempertanyakan kompetensi Kwabena pada Kementerian Inovasi. Dia juga meminta publik menunjukkan salah satu bukti inovasi yang sudah dihasilkan Kwabena.

Reporter: Ahmad Baiquni

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya