Kura-Kura Berambut Mohawk, Spesies Reptil Paling Terancam di Bumi

Kura-kura unik dengan 'rambut' ala anak punk ini masuk dalam daftar salah satu spesies reptil paling terancam di Bumi.

oleh Tanti YulianingsihKhairisa Ferida diperbarui 13 Apr 2018, 19:41 WIB
Ilustrasi Kura-Kura (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Queensland - Mary River Turle atau kura-kura Sungai Mary tengah menjadi sorotan internasional. Terutama karena bentuknya yang unik, memiliki dua tonjolan seperti duri di bawah dagu dan 'rambut' mohawk ala anak punk berwarna hijau dari ganggang yang tumbuh di cangkang. Selain itu kemampuan luar biasa untuk bernapas melalui alat kelaminnya. 

Seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (13/4/2018), makhluk yang mencolok itu masuk dalam daftar Zoological Society of London (ZSL) Evolutionary Distinct dan Globally Endangered (Edge) Reptile yang berarti salah satu spesies reptil paling terancam di planet Bumi ini.

Binatang asli Queensland dan Sungai Sunshine Coast itu memiliki organ-organ mirip insang di dalam kloaka - sebuah lubang serbaguna yang digunakan oleh reptil untuk ekskresi dan kawin - yang memungkinkannya tetap berada di bawah air hingga tiga hari.

Kura-kura yang berukuran hingga 40 cm itu hanya ditemukan di Sungai Mary, Queensland, Australia.

Sifatnya yang jinak sempat membuatnya jadi hewan peliharaan populer. Pada tahun 1960-an dan 1970-an sarangnya dijarah habis-habisan untuk perdagangan binatang peliharaan. Sejak saat itu, populasi kura-kura jenis tersebut pun berkurang.

Reptil Australia lainnya muncul di daftar Edge pada urutan delapan dari 100 spesies teratas, dan tujuh lainnya muncul di posisi 40 teratas. Termasuk di antaranya kura-kura spesies western swamp tortoise dan pig-nosed turtle serta gulbaru gecko.

Atas dasar daftar hewan nyaris punah tersebut, para konservasionis kemudian menyerang strategi pemerintah federal untuk spesies terancam yang hanya menargetkan 20 mamalia, 20 burung dan 30 tanaman -- di mana tak ada reptil di dalam daftar tersebut.

"Australia adalah salah satu tempat terkaya di dunia ketika menyangkut keanekaragaman hayati reptil, namun strategi spesies terancam pemerintah federal bahkan tak termasuk reptil...," kata analis kebijakan Australian Conservation Foundation James Trezise kepada The Guardian.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:


Reptil Terlupakan

Ilustrasi kura-kura. (AFP Photo/Ronaldo Schemidt)

Program Edge menggunakan rumus yang rumit untuk memberikan skor ancaman kepada spesies unik yang beresiko punah.

Kura-kura Sungai Mary menduduki peringkat 30 di tabel 572 reptil. Posisi teratas daftar itu ditempati salah satu sepupunya, kura-kura berkepala besar Madagaskar yang mengantongi skor Edge lebih tinggi daripada amfibi, burung, atau mamalia lainnya.

Spesies langka lainnya termasuk round island keel-scaled boa dari Mauritius yang dapat berubah warna dan merupakan satu-satunya vertebrata dengan rahang atas berengsel, dan bunglon daun dari Madagaskar yang berukuran 3 cm.

"Reptilia sering dilupakan dalam hal konservasi, dibandingkan dengan burung dan mamalia," kata koordinator Edge urusan reptil, Rikki Gumbs.

"Sama seperti harimau, badak dan gajah, padahal penting sekali kita melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan hewan-hewan unik dan terlampau sering diabaikan... Padahal jika kita kehilangan spesies ini, tidak akan ada yang seperti mereka tersisa di Bumi."

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya