Jokowi Mengaku Kesulitan Pindahkan Penduduk Asmat dari Distrik Terpencil

Jokowi mengatakan 1.000 rumah yang telah disiapkan untuk penduduk Asmat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas listrik dan air bersih.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 13 Apr 2018, 18:21 WIB
Presiden Jokowi saat Meninjau Program Pembangunan 1000 Rumah di Agats, Asmat, Papua (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Asmat - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku telah menyiapkan program pembangunan 1.000 rumah bagi warga Asmat, Papua. Nantinya, para penduduk Asmat yang berada di sejumlah distrik bisa menempati rumah ini.

Jokowi berharap para penduduk bisa tinggal lebih layak di rumah yang terletak di Agats, Kabupaten Asmat.

"Rumahnya ada 1.000, pembangunan rumah baru. Ini tinggal 150 (rumah) lagi selesai," kata Jokowi saat mengunjungi Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (13/4/2018).

Namun, Jokowi mengaku ada sejumlah penduduk yang enggan meninggalkan tempat tinggal mereka di distrik-distrik terpencil. Hal ini yang menjadi kendala pemerintah merelokasi mereka.

"Kesulitannya adalah memang memindahkan dari distrik ke tempat-tempat baru seperti ini. Ada hak ulayat yang tidak bisa mereka tinggalkan. Ini problemnya ada di situ," terang Jokowi.

Padahal, sambung Jokowi, 1.000 rumah yang telah disiapkan untuk penduduk Asmat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas listrik dan air bersih.

"Ada semua. Jadi tinggal jembatan ini yang akan kita bangun. Agar mereka tidak naik speedboat. Jembatannya Agustus 2018 selesai," ucap Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sulit Jalankan Program Padat Karya

Presiden Jokowi menggendong seorang anak saat berkunjung ke Kabupaten Asmat, Papua (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku kesulitan menjalankan program padat karya tunai di Kabupaten Asmat, Papua.

"Ya ini memang berbeda. Jadi kalau di provinsi lain bisa, tapi kalau di Provinsi Papua itu untuk padat karya saya kira belum memungkinkan," kata Jokowi saat meninjau proyek pembangunan penampungan air di Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (12/4/2018).

Menurutnya, ada sejumlah hal yang menyebabkan program padat karya tunai sulit dilakukan di Papua, khususnya Asmat. Misalnya, kata Jokowi, kontur tanah di Asmat yang cenderung berair sehingga sulit menanam tanaman untuk bertani dan berkebun.

"Kemudian juga (padat karya tunai) memerlukan keahlian-keahlian baik tukangnya, pembantu tukangnya, sehingga ini semuanya masih dikerjakan seperti proyek biasa," terang Jokowi.

Namun, Jokowi memastikan bahwa proyek yang bukan program padat karya tunai tetap akan melibatkan masyarakat sekitar di Papua. Contohnya, pada proyek pembangunan penampungan air di Asmat.

"Tetapi di sini melibatkan masyarakat. Ada 120 orang," ucap Jokowi.

Dengan pembangunan penampungan air ini, Jokowi berharap dapat membantu warga Asmat demi mendapatkan air yang lebih bersih. Dengan begitu, bermanfaat bagi kesehatan mereka.

"Ini akan memudahkan kita menangani yang berkaitan dengan gizi anak, kesehatan, dan pendidikan," tandas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya