Serangan Cryptojacking Melesat hingga 8.500 Persen

Fenomena uang digital yang belakangan ini berkembang pesat telah memancing tipe kejahatan baru, yaitu cryptojacking.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Apr 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi cryptocurrency Ethereum. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena uang digital yang belakangan ini berkembang pesat telah memancing tipe kejahatan baru, yaitu cryptojacking.

Cryptojacking adalah saat penjahat siber memakai virus untuk mencari (menambang) uang digital dengan menggunakan perangkat korbannya.

"Tipe kejahatan siber ini meningkat sebanyak 8.500 persen," ucap Andris Masengi, Country Manager Symantec Indonesia pada Jumat (13/4/2018) sore di Jakarta.

David Rajoo selaku Director dari System Engineering Malaysia dan Indonesia mengatakan, cryptojacking memang tergolong baru di kawasan Asia.

Dalam aksinya, penjahat siber menyerang pengguna secara individual, terutama yang bekerja di perusahaan dengan daya komputer besar, dan tidak paham cryptojacking.

Aksi ini dilakukan dengan cara menjebak pengguna untuk membuka sebuah situs yang sudah dihinggapi virus cryptojacking lewat perangkatnya.

Bila situs itu dibuka, maka akan muncul pop-up menu yang bila tidak ditutup dapat menjadi jalur eksploitasi ke perangkat korban dan digunakan sebagai penambang bitcoin.

"Dengan cryptojacking, orang tidak sadar sistem perangkatnya dipakai hacker untuk menambang bitcoin atau mata uang digital lainnya," ucap Andris.

 


Efek Cryptojacking

David Rajoo, Director, System Engineering, Malaysia & Indonesia dan Andris Masengi, Country Manager Symantec Indonesia. Liputan6.com/Tommy Kurnia

 

Lebih lanjut, Andris merangkum berbagai macam efek yang terjadi bilamana kamu sudah terkena serangan cryptojacking .

1. Perangkat Lebih Lambat

Bila tiba-tiba perangkat beroperasi lebih lambat, coba kamu lakukan pengecekan. Biasanya, ini adalah ciri utama kamu menjadi korban serangan cryptojacking.

"Ambil contoh saat membuka Excel yang lebih lama saat ada serangan cryptojacking. Dikira pengguna lambat karena banyak aplikasi, tapi ternyata diserang cryptojacking," ucap Andris.

2. Penggunaan CPU Menjadi 100 Persen

Salah satu kerugian materiel yang disebabkan serangan siber ini adalah kekuatan perangkat bisa melonjak menjadi 100 persen. Hal itu bukanlah hal positif, karena bila perangkat yang dipakai terus menerus 100 persen, maka akan mempercepat kerusakannya.

 


3. Konsumsi Energi Besar

Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Faktor termahal dalam menambang uang digital bukanlah sekadar membeli perangkatnya, tetapi dibutuhkan daya listrik yang besar.

Bila perangkat milikmu atau perusahaan dipakai orang jahat untuk menambang uang digital, jangan kaget bila konsumsi listrik membengkak.

Di Amerika Serikat pernah ditemukan kasus mahasiswa penambang uang digital yang terhalang tagihan listrik, sehingga mereka nekat memakai listrik kampus.

4. Baterai Cepat Habis

Dengan naiknya konsumsi tenaga perangkat yang kamu pakai, otomatis baterai pun akan cepat terkuras. Pengguna perangkat mobile yang tidak sadar terkena cryptojacking bakal mengira baterai laptop mereka boros dan harus terus diisi karena masa pakai yang sudah usang.

Padahal, terus-terusan mengisi baterai dapat merusak baterai, sehingga korban mengalami kerugian.

5. Sangat Berbahaya Bagi Smartphone

Bisa dibayangkan bila serangan cryptojacking menjangkit smartphone kamu. Hasilnya baterai pun menjadi gampang habis, smartphone lambat dan cepat rusak.

Waspada saat kamu membuka situs yang mencurigakan, lalu tiba-tiba muncul pop-up tabs. Pastikan kamu langsung tutup tab-nya, atau bila kesulitan menutup tab itu, coba tutup browser yang kamu pakai untuk berjaga-jaga.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya