Kenaikan Peringkat Utang RI Tanda Ekonomi Membaik

Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan, Moody’s Investor Service melihat kebijakan di sektor fiskal dan moneter konsisten dilakukan secara berhati-hati.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Apr 2018, 18:56 WIB
Gubernur BI, Agus Martowardojo menyampaikan keterangan sesusai menggelar rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (25/1). Agus mengatakan upaya menjaga inflasi volatile food menjadi salah satu dari enam langkah strategis. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Batam - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan kenaikan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia dari Baa3 dengan prospek positif menjadi Baa2 dengan prospek stabil oleh Moody's Investor Service menunjukkan jika ekonomi Indonesia dalam kondisi terus membaik. 

Agus Martowardojo mengungkapkan, saat ini secara total telah ada empat lembaga pemeringkat internasional yang telah memberikan penilaian positif terhadap ekonomi dan reformasi birokrasi yang dilakukan Indonesia. Empat lembaga tersebut antara lain Fitch Ratings, R&I Rating, JCI Analyst Estimates & Rating dan Moody's Rating.

"Kami juga sambut baik tadi pagi Moody's Investor Service memberikan upgrade pada Indonesia sehingga sudah ada empat rating agensi utama yang berikan rating pada Indonesia, 1 notch di atas investment grade,” ujar Agus, di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/4/2018).

Agus menilai,  lembaga pemeringkat internasional tersebut melihat kebijakan di sektor riil fiskal dan moneter konsisten dilakukan secara berhati-hati dan terus melakukan reformasi sehingga stabilitas makro ekonomi terjaga.

"Jadi ini adalah satu pengukuhan bahwa Indonesia menunjukkan kondisi yang membaik," ujar dia.

 

 


Tiga Faktor Pendukung

Sebuah gedung yang masih dalam tahap penyelesaian di Jakarta, Senin (27/2). Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia (BI) angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada tahun 2016 tercatat tumbuh 5,85% secara tahunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menyebutkan, ada tiga hal yang mengalami penguatan sehingga Indonesia bisa terus mendapatkan perbaikan peringkat. Pertama, soal pengelolaan fiskal yang semakin baik.

"Ada tiga area alami penguatan, pertama di pengelolaan fiskal, Indonesia 20 tahun terakhir senantiasa bisa jaga fiskal defisit tidak lebih 2,7 persen. Di 2018 diperkirakan 2,2 persen," kata dia.‎

Kedua, soal kebijakan moneter yang selama ini dikelola oleh BI juga dianggap penuh kehati-hatian dan mampu menjaga stabilitas makro.

"BI diberikan pujian karena dalam mengelola kebijakan moneter berhati-hati dan konsisten. Dan juga jaga risiko eksternal sehingga stabilitas makro terjaga dengan baik," ungkap dia.

Ketiga, lanjut Agus, soal reformasi birokrasi dan perizinan. Hal ini turut meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional khususnya investor terhadap Indonesia.

"15 kebijakan yang dikeluarkan dan terus dievaluasi progresnya seperti apa. Lalu adanya revolusi di bidang perizinan akan menjadi sangat efisien, dan tidak hanya di Jakarta, tapi di daerah-daerah dan di KEK-KEK yang akan diresmikan,” kata Agus.

"Kami juga lihat EoDB dijadikan perhatian, dan juga insentif-insentif dalam bentuk tax holiday dan tax allowance serta meningkatkan vokasi. Ini akan membuat kita optimis ke depan Indonesia akan terus bisa meningkatkan rating kita," ujar dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya