Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memutuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar 20 persen dari total laba bersih di akhir 2017 sebesar Rp 514,4 miliar.
"Dividen seperti sudah disampaikan 20 persen. Senilai Rp 103,83 miliar. Di bagi 3,5 miliar lembar saham,” ujar Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto, di Kantor Pusat Adhi Karya, Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Dia menjelaskan, persentase dividen yang dibagikan ini turun dari pembagian dividen tahun lalu yang sebesar 30 persen. Namun, secara nilai jauh lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar Rp 94,03 miliar dari total laba bersih sebesar Rp 313,45 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Penurunan persentase ini, kata Budi Harto, disebabkan banyaknya proyek yang tengah digarap oleh perseroan. Sehingga membutuhkan anggaran yang besar. "Ada banyak proyek. Proyek air, jalan tol, ada jaringan minyak juga," ujar dia.
Dalam RUPS kali diputuskan perombakan struktur organisasi dan jajaran direksi. RUPS memutuskan untuk menghilangkan jabatan Direktur Operasi III dan diganti mejadi Direktur Quality, Health, Safety and Environtment dan Pengembangan.
Berikut susunan Direksi dan Komisaris PT Adhi Karya Tbk:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : M. Fadjroel Rachman
Komisaris : Bobby A.A. Nazief
Komisaris : Wicipto Setiadi
Komisaris : Rildo Ananda Anwar
Komisaris Independen : Muchlis Rantoni Luddin
Komisaris Independen : Hironimus Hilapok
Direksi:
Direktur Utama : Budi Harto
Direktur Operasi I : Budi Saddewa Soediro
Direktur Operasi II : Pundjung Setya Brata
Direktur Keuangan : Entus Asnawi Mukhson
Direktur SDM : Agus Karianto
Direktur Quality, Health, Safety and Environtment dan Pengembangan : Partha Sarathi
Perolehan Kontrak Baru
Selain itu, PT Adhi Karya Tbk catatkan perolehan kontrak baru perseroan pada Maret 2018 sebesar Rp3 triliun. Angka ini tumbuh 78,6 persen dibandingkan perolehan kontrak baru di Februari yang sebesar Rp1,3 triliun.
Realisasi perolehan kontrak baru tersebut di antaranya adalah Trans Park Bekasi (Pekerjaan Arsitektur dan MEP) senilai Rp845,8 miliar. Pengerjaan gelagar, gerbang tol, dan fasilitas penunjang jalan tol lainnya di Tol Bakauheni sebesar Rp186,8 miliar. Juga proyek lainnya yaitu lanjutan penantaan kawasan kompleks Gelora Bung Karno sebesar Rp134,2 miliar.
Adapun lini bisnis konstruksi dan energi mendominasi perolehan kontrak baru hingga Maret 2018 dengan porsi persentase 87,3 persen. Sedangkan lini bisnis properti sebesar 10 persen, selebihnya merupakan lini bisnis lainnya.
"Proyek yang paling banyak, di lingkungan BUMN. Proyek kontrak saat ini mencapai Rp 3,39 triliun. Proyek yang tender Rp 1,3 triliun. Jadi total proyek yang sudah kontrak dan tender Rp 4,46 triliun. Ini semoga tercapai sesuai dengan rencana kami,” kata dia.
Reporter: Wilfridus S.
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement