Perjuangan Anak-Anak Parinah Pulangkan Ibundanya

Surat kiriman anak-anaknya, yakni Sunarti, Parsin dan Nurhamdan tak pernah sampai ke tangan Parinah

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Apr 2018, 12:04 WIB
Sunarti merangkul ibunya, Parinah, yang telah 18 tahun tak bertemu. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Sunarti, anak perempuan Parinah berkali-kali memeluk ibundanya. Matanya sembab, menahan air mata yang tiada habis.

Perasaannya campur aduk, antara gembira, haru, sedih. Sang ibu yang belasan tahun hilang, kembali berada di pelukannya.

Tangannya memegang erat-erat tangan ibundanya. Ia sekali pun enggan melepas genggaman tangannya. Warga Nusawungu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah ini khawatir ibunda tercintanya bakal kembali meninggalkannya.

Kamis, 12 Februari 2018, adalah hari yang amat membahagiakan bagi Parinah dan keluarganya. Mereka kembali dipertemukan setelah 18 tahun berpisah.

“Saya selalu berkirim surat, tapi tidak pernah dibalas,” Sunarti menuturkan, Kamis, 12 Februari 2018.

Belakangan diketahui, surat kiriman anak-anaknya, yakni Sunarti, Parsin dan Nurhamdan tak pernah sampai ke tangan Parinah lantaran ditahan oleh majikannya. Parinah dilarang berhubungan dengan keluarganya, semenjak dibawa ke London, Inggris.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sepucuk Surat dari London

Parinah di tengah keluarganya. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

6 Januari 2018, Parsin, anak lelaki Parinah kaget bukan buatan. Nyaris tanpa firasat, ia menerima surat yang dikirimkan oleh ibundanya, Parinah.

Dalam surat itu, Parinah mengabarkan bahwa dia sehat, namun amat berharap bisa pulang. Ia juga mencantumkan nomor telepon dan akun media sosial dan apilkasi pesan.

Ia pun segera menghubungi dua adiknya, Sunarti dan Nurhamdan. Mereka berkumpul.

Detik-detik mendebarkan pun tiba ketika mereka mencoba berhubungan dengan Parinah lewat hubungan video aplikasi pesan. Saat itu, untuk kali pertama, keempat anak manusia yang terpisah jarak ribuan kilometer itu bertemu muka.

Tangisan pun pecah. Mereka menumpahkan rindu dendam yang ditahan nyaris 20 tahun. Namun, mereka sadar, Parinah masih dalam cengkeraman sang majikan.

Parsin dan Nurhamdan pun lantas mengadu ke Pos Penempatan Pelayanan Pengaduan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Cilacap, pada 6 Februari 2018. P4TKI bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan BP3TKI Jawa Tengah dan BNP2TKI yang lantas berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

 


Parinah Telah Punya 5 Cucu

Di rumah mungil ini, Parinah akan tinggal dengan Sunarti, anak perempuannya. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Parinah dijemput dari rumah sang majikan oleh kepolisian London. Ia lantas dipulangkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Adapun majikannya, ditahan atas dugaan perbudakan modern.

12 April 2018, keluarga ini dipertemukan di Nusawungu, Cilacap. Tiga anak Parinah, Parsin, Sunarti dan Nurhamdan, berkumpul.

Begitu pula cucu-cucu Parinah. Parinah baru tahu, ia telah memiliki lima cucu.

Sebab, saat berangkat ke Arab Saudi, tahun 1999, ia belum memiliki cucu. Sunarti pun, waktu itu belum menikah.

Hanya saja, cucu tertuanya, tengah bersekolah di sebuah SMK di Gombong. Hanya empat cucu yang menyambutnya.

“Saat ibu berangkat, saya belum menikah. Sekarang cucunya ada lima,” Sunarti menerangkan.

Anak-anak Parinah pun tak bakal mengizinkan ibunya berangkat kembali sebagai TKI. Mereka trauma. Anak-anaknya khawatir ibu tercintanya kembali hilang.

“Tidak boleh. Di rumah saja, menunggui cucunya,” ucap Parsin. Ada nada khawatir teramat sangat dalam tuturnya.

Parsin pun berharap agar majikan ibundanya dihukum setimpal. Ia juga meminta agar pemerintah mengupayakan gaji Parinah yang tak pernah dibayar selama 18 tahun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya