Liputan6.com, Batam - Bank Indonesia (BI) terus mendorong peningkatan kapasitas ekonomi syariah dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Batam.
Salah satunya dengan penyediaan sarana produksi, penyediaan ruang usaha bersama di lokasi strategis, serta bimbingan teknis dan pendampingan kepada 27 kelompok UMKM di Kota Batam.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Ardityaswara mengatakan, dukungan peningkatan kapasitas ekonomi syariah dan UMKM ini merupakan bagian dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang dilakukan sebagai rangkaian Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) di kota tersebut.
Selain itu, BI juga memberikan bantuan dalam bentuk program pengolahan sampah dan air minum dalam kemasan (AMDK) kepada Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Batam.
Baca Juga
Advertisement
"Kami menjaga lingkungan bahwa sampah itu bisa dipilah dengan nilai yang ekonomis. Kami juga ingin yang sharing knowledge dan technical juga bahwa sampah itu bisa diolah dengan berguna," ujar dia di Pondok Pesantren An'Nimah, Batam, Kepulauan Riau, seperti ditulis Sabtu (14/4/2018).
Dia mengatakan, pemberian bantuan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian BI dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan penguatan ekonomi regional dalam kerangka mencapai visi ekonomi dan keuangan Indonesia yang adil, bertumbuh dan sepadan.
"BI tiga tahun lalu mendirikan departemen pengembangan ekonomi syariah karena potensi ekonomi syariah besar sekali. Data 28 ribu pesantren di Indonesia dan santrinya 4 juta. Itu terkait pesantren,” ujar Mirza.
Ia menuturkan, kalau ekonomi syariah bukan hanya itu, sebenarnya jauh lebih besar. Salah satu contoh saja bagaimana contoh pengolahan sampah menjadi produktif.
"Ini memang kami terus dorong supaya ekonomi syariah dan konvesional berjalan sendiri dan semakin pesat,” ujar dia.
Melalui PSBI ini, lanjut Mirza, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat sesuai dengan potensi ekonomi daerahnya.
"Ini sesuatu bisa jadi pengembangan ekonomi syariah, salah satu contohnya adalah pesantren ini untuk mengolah sampah yang enggak guna jadi suatu nilai ekonomi dan menjadi kegiatan ekonomi di pesantren," ujar dia.
Jurus OJK Genjot Ekonomi Syariah
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia, salah satu lewat pasar modal.
Kepala Subbagian Hubungan Kelembagaan Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Andry Wicaksono, mengatakan, langkah pihaknya meningkatkan sektor keuangan syariah dengan menjamin keamanan investasi reksa dana. Caranya dengan selektif dalam memilih saham syariah yang bakal ditawarkan kepada calon nasabah reksa dana.
"Pertama, OJK menerbitkan yang namanya daftar efek syariah. Kemudian diambil teman-teman bursa itu dibuat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia. Setelah itu ada sekitar 300-an diambil dan diurutkan 1-300 berdasarkan market cap, atau nilai paling besar dari perusahaan," ungkapnya dalam 'Bincang Santai Investasi Syariah, di Jakarta, Sabtu 10 Maret 2018.
Dari 300 saham tersebut, kata dia, kemudian diambil 60 saham syariah dengan market cap terbesar. "Setelah itu urutan 61 ke bawah dibuang, diambil 60 saham syariah dengan market cap terbesar," ujar dia.
Tak berhenti di situ, ke-60 saham syariah tersebut diseleksi lagi untuk ditemukan 30 saham syariah yang benar-benar liquid (cair) untuk ditawarkan kepada calon nasabah reksa dana.
"Dicari lagi yang liquid. Volume transaksinya paling besar, sering ditransaksikan oleh orang dapatlah 30. Ke-30 itu masuklah dalam yang namanya Jakarta Syariah Index," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement