PBB Tolak Permintaan Rusia untuk Mengutuk Serangan Amerika Serikat ke Suriah

Rancangan resolusi terkait serangan ke Suriah yang diajukan Rusia tak lolos setelah minimnya dukungan dari anggota Dewan Keamanan PBB.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Apr 2018, 09:12 WIB
Sebuah jet tempur Dassault Rafale berada di Pangkalan Udara Saint-Dizier, Prancis, Jumat (13/4). Prancis bergabung bersama Amerika dan Inggris melancarkan serangan militer ke Suriah yang menargetkan pusat penelitian senjata kimia negeri itu. (ECPAD / AFP)

Liputan6.com, New York - Dewan Keamanan PBB menolak permintaan Rusia untuk mengutuk serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis ke Suriah. Hanya China dan Bolivia yang mendukung rancangan resolusi yang diajukan Rusia.

Seperti dikutip dari France24.com, Minggu (15/4/2018), Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara bertemu pada hari Sabtu, 14 April 2018. Tatap muka itu dilakukan atas desakan Moskow pasca-serangan udara ke Suriah.

Amerika Serikat dan sekutunya dilaporkan menembakkan 105 rudal ke Suriah pada Sabtu waktu setempat, setelah Barat menuding rezim Presiden Bashar al-Assad melancarkan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Douma.

"Mengapa Anda (Barat) tidak menunggu hasil investigasi yang Anda minta?," tanya Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia usai pemungutan suara dilakukan di Dewan Keamanan PBB. Diplomat Rusia itu menuduh, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris 'menunjukkan ketidakpatuhan terhadap hukum internasional'.

Ia menambahkan, "Saya berharap kepala yang panas akan menjadi dingin".

Penyidik internasional dari pengawas senjata kimia global tengah berada di Suriah untuk melaksanakan tugas mereka. Sementara itu, Suriah dan Rusia menegaskan, tidak ada bukti bahwa serangan senjata kimia telah terjadi.

Selama tatap muka Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris membela kebijakan mereka untuk menyerang Suriah. Mereka menyebutnya legal.

"Kami yakin bahwa kami telah melumpuhkan program senjata kimia Suriah. Kami siap untuk mempertahankan tekanan ini jika rezim Suriah cukup bodoh untuk menguji tekad kami," terang Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley.

Diplomat perempuan itu melanjutkan, jika rezim Suriah kembali melancarkan serangan gas beracun, maka Amerika Serikat siap meluncurkan rudal lagi.

 

Saksikan video pilihan berikut:


'Semua pihak harus menahan diri'

Tembakan rudal mewarnai langit ketika serangan udara koalisi Barat diarahkan ke ibu kota Damaskus, Suriah, Sabtu (14/4). Pemerintah AS, Inggris, dan Prancis memutuskan untuk melakukan serangan militer terhadap rezim Bashar al-Assad. (AP/Hassan Ammar)

Dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak seluruh negara "dalam keadaan yang berbahaya ini untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan masalah dan memperburuk penderitaan rakyat Suriah".

Sebanyak delapan negara dilaporkan memilih menentang rancangan resolusi yang diajukan Rusia. Adapun Peru, Kazakhstan, Ethiopia, dan Republik Guinea Khatulistiwa menyatakan abstain.

Sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB membutuhkan sembilan suara dukungan dan tidak adanya veto dari anggota tetap, yakni Rusia, Amerika Serikat, China, Ingggris, dan Prancis.

Sebelumnya, tepatnya pada hari Selasa lalu, Dewan Keamanan PBB juga gagal menyetujui tiga rancangan resolusi terkait dugaan serangan senjata kimia di Suriah. Rusia diketahui memveto usulan Amerika Serikat, sedangkan rancangan yang diajukan Moskow gagal meraih dukungan yang cukup.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya