Liputan6.com, Nganjuk - Cawagub Jatim Emil Dardak memanfaatkan libur Isra Mikraj untuk bersilaturahmi di Kabupaten Nganjuk. Tepatnya di desa Petak Kecamatan Bagor Nganjuk.
Di sana, Bupati Trenggalek nonaktif ini selain bersilaturahmi bersama kerabat dan warga setempat, juga menyempatkan berziarah ke makam leluhurnya yaitu Mbah Karimun yang dalam sejarahnya merupakan salah satu penyebar agama Islam di Petak.
Advertisement
Sabdo Utomo, Kades Petak yang masih memiliki hubungan darah dengan Emil Dardak menuturkan bahwa Mbah Karimun adalah seorang pengikut Pangeran Diponegoro yang menyebarkan Islam pertama di Desa Petak.
Mbah Karimun memiliki banyak pengikut, dan pengikutnya banyak berguguran ketika terjadi Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Pasca-perang Diponegoro sisa-sisa pasukan Mbah Karimun akhirnya banyak menjadi penyebar agama Islam dan menjadi naib.
“Naib pertama di Desa Petak ini adalah leluhurnya Mas Emil Dardak yaitu Mbah Karimun yang menjadi tokoh agama di Desa ini. Sedangkan untuk Dardak sendiri nama mudanya adalah Mochammad Darmawan yang berada di Pondok Pesantren Mojosari ketika salat Jumat sering datang ke musala Petak ini,” imbuhnya.
Senang Bertemu Saudara
Emil sendiri mengaku sangat bisa bertemu dengan saudara-saudaranya di Nganjuk. Menurut orang nomor satu di Trenggalek ini, kakeknya Mochammad Darmawan atau yang biasa dipanggil Mbah Dardak menikah dengan wanita Trenggalek bernama Siti Mardiyah. Di Trenggalek kemudian Mbah Dardak menjadi naib dan guru agama di Trenggalek.
Sedangkan Siti Mardiyah merupakan cicit dari Mbah Mesir (putra Syeh Yahudo Nogosari Pacitan) penyebar agama Islam yang terkenal di Trenggalek.
“Kalau memang diturut-tuirut ada Mbah Tohir di Wates, kemudian Mbah Karimun dan Mbah Faturrohman yang masih sangat erat terkait. Semoga ini menjadi awal silaturahmi dan bisa mempererat hubungan ke depannya,” pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement