Liputan6.com, Jakarta - Tokcer di Piala Presiden dan Piala AFC, tapi mandul di Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak. Apa yang membuat keran gol Marko Simic di kompetisi lokal mulai tersumbat?
Permainan penyerang Persija Jakarta tersebut dinilai telah terbaca oleh peserta Liga 1. Lalu, bagaimana cara mengatasi supaya pemain berusia 30 tahun ini kembali tajam di kotak penalti lawan?
Baca Juga
Advertisement
Dari empat partai Liga 1, Simic baru dua kali mencatatkan namanya di papan skor. Dua gol tersebut lahir di satu pertandingan saat Persija melawan Arema FC di pekan kedua. Itu berarti, Simic mandul di tiga pertandingan Liga 1 lainnya bersama tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut.
Meski begitu, kehebatan Simic masih awet di Piala AFC. Pemain berusia 30 tahun itu mampu mengoleksi tujuh gol dari empat partai. Empat angka di antaranya dicetak saat Persija menang 4-0 atas Johor Darul Ta’zim (JDT).
"Mungkin lama-lama bisa (permainan terbaca), kalau tekniknya dia itu-itu saja. Orang kan mengamati, pasti bisa terbaca. Makanya harusnya banyak variasi saat menyerang," ujar Manajer Persija, Marsma Ardhi Tjahjoko.
Karena Piala Presiden
Simic begitu tajam di turnamen pramusim Piala Presiden 2018. Dalam miniatur kompetisi tersebut, ia berhasil membukukan sebelas gol dan juga membawa Persija meraih gelar juara.
Memasuki kompetisi resmi, Simic seolah menjadi sasaran pengawalan ekstra ketat dari setiap lawan yang dihadapi Persija. Mungkinkah Simic mengalami performa kualitas setelah tampil garang di Piala Presiden?
"Kalau masalah performa, saya rasa tidak ada (penurunan). Karena selalu, setiap habis main, mau main, kita tanya, kondisi fit dan prima. Ini hanya faktor keberuntungan saja," kata Ardhi.
Advertisement
Saran untuk Simic
Saran Ardhi untuk Simic ialah sang bomber harus tetap berada dalam kotak penalti lawan. Simic dilarang banyak bergerak untuk membuka ruang.
"Dia orang yang bagus, jangan terlalu liar. Khusus di kotak penalti saja. Tapi kalau terlalu liar, bisa saja fisiknya turun," tutur Ardhi.