Ratusan Calon Jemaah Umrah Geruduk Kantor Global Insani di Cirebon

Mereka yang menemui Global Insani adalah para jemaah yang sudah mendapatkan porsi haji pada tahun 2018.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Apr 2018, 06:00 WIB

Fokus, Jawa Barat - Kesal uang mereka belum dikembalikan, ratusan jemaah haji kembali mendatangi kantor pusat Global Insani di Desa Kasugengan Kidul, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sempat terjadi ketegangan saat para jemaah berusaha menemui direksi Global Insani.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Senin (16/4/2018), Global Insani berjanji akan mencairkan dana pada April ini. Namun hingga kini belum juga dicairkan.

Mereka yang menemui Global Insani adalah para jemaah yang sudah mendapatkan porsi haji pada tahun 2018. Padahal mereka telah melunasi pembiayaan ke tanah suci melalui Global Insani sebesar Rp 25 juta sebagai biaya haji reguler. Sebagian lainnya merupakan para nasabah yang telah menyetorkan uang sebesar Rp 8-10 juta atas paket Qiradh atau investasi yang dikelola Global Insani.

"Kami bayar cash dari tahun 2012. Perjanjiannya di sini tahun 2018 cair," kata jemaah asal Indramayu Ade.

Aksi yang awalnya kondusif berubah menjadi tegang saat para korban biro perjalanan bermasalah ini melihat Direktur Utama Global Insani Haji Basuni. Mereka terlibat saling dorong dengan pengawal Haji Basuni. Bahkan nyaris berujung bentrokan fisik setelah salah seorang pengawal Direktur Global Insani melakukan provokasi.

Setelah sempat telibat ketegangan, para jemaah dan nasabah diperkenankan berdialog dengan para direksi. Pertemuan tidak membuahkan hasil memuaskan. Global Insani tidak bisa membayar dengan cepat lantaran sulitnya menjual aset mereka berupa perkebunan jati dengan alasan cuaca dan curah hujan tinggi.

"Ini tidak bisa dibayar April sekarang karena menunggu panen," kata Direktur Global Insani Haji Basuni.

Global Insani dinyatakan pailit oleh Pengadilan Tata Usaha Negara pada 2017 lalu. Namun demikian, Global Insani diwajibkan melunasi uang para jemaah dan nasabah yang diperkirakan berjumlah 2.000 orang yang berasal dari sejumlah daerah di Jawa Barat dan Tangerang, Banten.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya