Kredit Konstruksi Bank Mandiri Dapat Penjaminan dari Jamkrindo

Nilai kredit konstruksi di Bank Mandiri yang bisa dijamin oleh Perum Jamkrindo di bawah Rp 5 miliar.

oleh Merdeka.com diperbarui 16 Apr 2018, 12:37 WIB
Bank Mandiri menggandeng Perum Jamkrindo untuk Penjaminan Kredit Konstruksi dan Pengadaan Barang dan Jasa, , Senin (16/4/2018). (Yayu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggandeng Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) untuk Penjaminan Kredit Konstruksi dan Pengadaan Barang dan Jasa bagi proyek-proyek yang sumber dananya dari pemerintah. Nilai proyek yang bisa dijamin oleh Perum Jamkrindo tersebut di bawah Rp 5 miliar.

Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah strategis guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi bisnis untuk meningkatkan sinergi serta kelancaraan kegiatan bisnis kedua belah pihak dengan prinsip saling menguntungkan.

"Kerja sama ini sangat strategis dan bertujuan lebih meningkatkan kinerja kedua belah pihak, sekaligus volume penjaminan di Perum Jamkrindo," kata Randi di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (16/4/2018).

Randi menjelaskan, potensi bisnis penjaminan cukup signifikan di mana kerja sama penjaminan kredit baik cash loan maupun non-cash loan dengan Bank Mandiri masih sangat besar untuk ditingkatkan dalam rangka meningkatkan akses sumber pembiayaan pelaku usaha UMKM kepada Bank Mandiri.

"Kami berpartner dengan Bank Mandiri untuk memberikan penjaminan atas kredit yang disalurkan Bank Mandiri di sektor konstruksi, tapi untuk segmen UMKM dan menengah. Ini perluasan karena sebelumnya kami sudah memberikan penjaminan atas kredit konsumer, multiguna, ini diperluas ke konstruksi," ujarnya.

"Perum Jamkrindo selalu hadir untuk melakukan kegiatan penjaminan bagi perkembangan bisnis UMKM dan koperasi untuk mendukung perkembangan perekonomian nasional," sambungnya.

Ia menyebutkan, sektor UMKM memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap perekonomian cukup besar mencapai 61.41 persen.

"Akan tetapi, ironisnya hanya 22 persen yang memiliki akses kredit ke perbankan sisanya tidak belum tersentuh lantaran feasible but not tet bankable," kata dia.

Data realisasi volume penjaminan kredit di Perum Jamkrindo di Bank Mandiri sepanjang tahun 2015- 2017 mencapai Rp 19,2 triliun.

 


Kredit Konstruksi

Ilustrasi pekerjaan konstruksi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan bahwa asuransi kredit bukan berarti mengalihkan risiko.

"Bank deal dengan risiko, tetapi ada beberapa risiko yang bisa diterima ada yang tidak, contoh yang tidak seperti life insurance jadi kalau asuransi kematian bank tidak bisa berbuat apa-apa, bank tujuannya kreditnya agar kembali. Jadi dapat meng-cover nasabah dan kredit nasabah tersebut dapat lunas apa bila terjadi kematian," ujarnya.

Ia menjelaskan, tujuan asuransi ini untuk berjaga-jaga tapi bukan untuk mengindari risiko.

"NPL kredit bermasalah, jadi tidak ada hubungannya. Kalau sudah tidak bisa ditagih dan kebetulan di-cover asuransi maka akan kita claim," jelas dia. 

Ia mengungkapkan, saat ini dari total kredit Bank Mandiri sebesar Rp 740 triliun yang dijamin oleh asuransi BUMN sudah 20 persen, sisanya asuransi swasta.

"Jadi ada beberapa hal yang diasuransikan, seperti secara bank practice tidak bisa cover oleh bank maka akan diasuransikan. Saat ini lebih tinggi dijamin oleh asuransi swasta," tutup dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya