Liputan6.com, Jakarta - Lembaga penelitian Media Survei Nasional atau Median menyebutkan, elektabilitas Joko Widodo atau Jokowi mengalami kenaikan dari Februari-April 2018. Hal tersebut berdasarkan riset yang dilakukan 24 Maret-6 April 2018.
Direktur Riset Median Sudarto mengatakan, elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan dari 35 persen menjadi 36,2 persen.
Advertisement
"Kemudian ada Jusuf Kalla 2,2 persen menjadi 4,3 persen. Muhaimin Iskandar 0,2 persen menjadi 1,9 persen. Gatot Nurmantyo 5,5 persen menjadi 7 persen, Anis Matta 1,5 persen menjadi 1,7 persen dan Tuan Guru Bajang dari 0,8 persen menjadi 1,5 persen," ucap Sudarto di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Sementara itu, empat tokoh menurut surveinya, mengalami penurunan. Di antaranya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dari 21,2 persen menjadi 20,4 persen.
"Kemudian Anies Baswedan 4,5 persen menjadi 2 persen. AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dari 3,3 persen menjadi 1,8 persen. Dan Harry Tanoesudibjo dari 1,7 persen menjadi 1,6 persen," jelas Sudarto.
Dia menyimpulkan, elektabilitas suara Jokowi naik, karena faktor kepuasan dari masyarakat. Publik dinilai merasakan dampak dari pembangunan infrastrukturnya.
"Dari data kami memang terjadi peningkatkan, tingkat kepuasan naik. Itu lebih terkait banyaknya infrastruktur yang selesai dan bisa dinikmati. Kalau masih terus melahirkan kebijakan pro rakyat bukan mustahil elektabilitasnya naik," tutur Sudarto.
Dia menyadari, survei yang dilakukan lembaganya, dilakukan sebelum Gerindra melakukan deklarasi terhadap Prabowo, yaitu 11 April. Meski demikian, Sudarto menyebut turunnya suara Prabowo karena faktor sifatnya.
Sebelum deklarasi, Prabowo menjadi sorotan lantaran menyebut Indonesia akan bubar di tahun 2030. Pernyataan tersebut menjadi polemik.
"Kami menemukan fakta, bahwa pembawaan Pak Prabowo cenderung temperamental dan kecenderungan kelewat berapi-api, membuat turun dalam 2 bulan terakhir. Tapi pada umumnya, jika sudah diambil saat deklarasi, suaranya akan naik," kata Sudarto.
Jika Pilpres Hari Ini
Penelitan ini juga memuat hasil survei jika pilpres dilakukan hari ini. Hasilnya, Jokowi masih berada di peringkat atas dengan raihan 36,2 persen. Menyusul kemudian Prabowo dengan 20,4 persen dan Gatot Nurmantyo 7 persen. Di tempat keempat ada nama Jusuf Kalla 4,3 persen, lalu Anies Baswedan 2 persen.
Nama Muhaimin Iskandar meraih 1,9 persen, AHY 1,8 persen, Anis Matta 1,7 persen, Harry Tanoesoedibjo 1,6 persen, TGB M.Zainul Madji 1,5 persen, Yusril Izha Mahendra 1 persen, Fahri Hamzah 0,8 persen.
Sedangkan nama-nama seperti Ahmad Heryawan, Wiranto, Rizieq Shihab meraih 0,6 persen. Hendropriyono, Rizal Ramli, dan Megawati 0,4 persen, Mahfud MD, Sri Mulyani, Ridwan Kamil, Chairul Tadjung 0,3 persen. Puan Maharani dan SBY berbagi angka yang sama, yakni 0,2 persen. Menyusul Tri Rismaharini, Tommy Suharto, dan Tito Karnavian 0,1 persen. Sedangkan yang belum memilih 14,8 persen.
Adapun survei ini mengambil sampel 1.200 responden yang merupakan seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Dengan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode secara random atau cak, dengan teknik multistage random sampling dan proposional atas populasi provinsi dan gender.
"Ini (survei) dibiayai secara mandiri," tutur Sudarto.
Advertisement