Liputan6.com, Jakarta Nuansa etnik kerap menjadi bagian dalam rancangan fashion desainer Indonesia, tak terkecuali Lindy Ann Umarhadi. Desainer yang pernah menimba ilmu di Akademi Seni Rupa dan Desain Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) ini juga mengandalkan sentuhan etnik dalam tiap karya-karyanya.
Ditemui Liputan6.com dalam acara Awards Ceremony Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Senin (16/4/2018), Lindy mengatakan, sudah seharusnya generasi muda Indonesia mencintai kembali kain-kain etnik nusantara. Mengingat banyak orang asing yang justru menghargai karya wastra nusantara yang jumlahnya sangat banyak.
Advertisement
Mantan Wartawan Jadi Desainer
"Saya sambil jadi wartawan dulu juga aktif buat aksesori-aksesori. Setelah menikah, saya berhenti jadi wartawan dan fokus di dunia fashion. Dan pada saat itu saya langsung fokus dengan yang etnik-etnik, karena ragam etnik itu banyak sekali untuk bisa diganti," ungkap Lindy.
Advertisement
Wastra dari Papua sampai Aceh
Lindy menginginkan anak-anak muda yang sekolah fashion sekarang untuk lebih tertarik lagi dengan etnik. "Saya rasa etnik itu juga asyik-asyik saja untuk dipakai anak muda, orangtua, ke kantor, asal bisa menempatkan desain dengan sebaik-baiknya. Dari pilihan bahan yang tepat, desain yang bagus, kita bisa menghasilkan sesuatu yang mahal, kelihatan bagus. Jadi anak muda, galilah terus-menerus, jangan mudah putus asa," ungkap Lindi.
Dalam acara Awards Ceremony Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara sendiri, Lindy mewakili desainer Tanah Air untuk menampilkan beragam bentuk desain dan wastra dari berbagai daerah di Tanah Air, termasuk dari Papua dan Aceh.