Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berencana melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Ada sejumlah hal yang akan dilakukan dalam kunjungan kerjanya tersebut.
Di sana, Luhut akan menggelar Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan IMF (World Bank-IMF Annual Meeting) yang rencananya berlangsung di Bali pada Oktober mendatang.
Advertisement
"(Yang dibahas) Macam-macam. Kalau di AS mengenai World Bank-IMF Meeting, finalisasi cek kita," ujar dia usai menghadiri Seminar Nasional Kehumasan Pemerintah di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Selain itu, kata Luhut, dia juga akan menghadiri acara World Economic Forum (WEF). Dalam ajang tersebut, Luhut akan mengajak para investor dunia untuk berbisnis di Indonesia.
"Kemudian kita diundang di World Economic Forum mengenai masalah mereka mau masuk ke beberapa daerah investasi di Indonesia. Mereka lihat Indonesia ini kan investment grade, tempat bagus untuk investasi," kata dia.
Adapun ke Uni Eropa, Menko Luhut akan menindaklanjuti kemenangan Indonesia atas sengketa biodiesel di kawasan tersebut.
"Kemudian kalau di Eropa mengenai biodiesel. (Ketemu siapa saja?). Macam-macam, itu ada lima negara," tandasnya.
RI Bakal Tawarkan 15 Proyek ke Investor Asing
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan menawarkan 15 proyek infrastruktur kepada investor dari luar negeri.
Meskipun demikian, dia tidak menjelaskan secara rinci terkait total nilai investasi serta proyek-proyek apa saja yang masuk dalam ke-15 proyek infrastruktur tersebut.
"Kami menyiapkan ada 15 proyek. Semuanya ada 15 proyek, baik itu yang di Sumatera Utara, Kaltara, Manado, Bali," ujar dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Baca Juga
Ia mengatakan, salah satu negara yang bakal ditawarkan 15 proyek infrastruktur tersebut adalah Tiongkok. "Sekarang progresnya sudah. Officially pemerintah Tiongkok mau menunjuk siapa counterpart saya untuk mendiskusikannya," ujar dia.
Luhut menuturkan, pihaknya juga menawarkan di World Economic Forum di Washington, Amerika Serikat. "Jadi mana yang lebih cepat yang harganya lebih cocok," kata dia.
Pemilihan calon investor akan mempertimbangkan beberapa aspek penting, antara lain penggunaan teknologi ramah lingkungan dan penggunaan tenaga lokal.
"Karena jujur kita belum punya tenaga teknis yang cukup banyak untuk bisa mengerjakan pekerjaan simultan proyek besar apalagi di luar Jawa," ujar dia.
Reporter: Wilfridus S.
Sumber:Merdeka.com
Advertisement