Kesaksian Istri soal Keberadaan Setnov Sebelum Tabrak Tiang

Diesti mengungkap rangkaian kesaksiannya ketika Novanto 'menghilang' sampai muncul kembali dengan peristiwa kecelakaan mobil.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2018, 19:21 WIB
Deisti Astriani Tagor usai mengucapkan sumpah jelang menjadi saksi pada sidang perkara merintangi penyidikan dugaan korupsi E-KTP dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (13/4). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Istri Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor bersaksi di persidangan perkara perintangan penyidikan dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di PN Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (16/4/2018). Diesti mengungkap rangkaian kesaksiannya ketika Novanto "menghilang" sampai muncul kembali dengan peristiwa kecelakaan mobil.

Istri kedua Novanto itu menceritakan, pada hari KPK mendatangi kediamannya 15 November 2017 lalu, ia mengetahui suaminya tiba di rumah pada sore hari. Tanpa bertemu, Deisti hanya mengetahui suara sirine pengawal tiba ke rumah. Namun, pada malam harinya, Deisti sama sekali tidak tahu keberadaan Novanto.

Lalu sekitar pukul 21.30 WIB, tim penyidik datang untuk menjemput mantan Ketua DPR itu. Deisti hanya mengetahui ada kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi dan penyidik KPK. Saat itu, Deisti baru mengetahui bahwa KPK melakukan pemanggilan terhadap suaminya.

"Tidak pernah baca surat panggilan. Saya tahu waktu malam itu saja. Saya disuruh tanda tangan surat kuasa dari keluarga untuk Pak Fredrich," ujarnya kepada Ketua Majelis Hakim Saifudin Zuhri.

Di hadapan penyidik KPK, Deisti berusaha menghubungi Novanto. Namun, tidak ada balasan sama sekali.

Sampai rumahnya digeledah pada tengah malam, Deisti pun tetap berusaha menghubungi tapi telepon Setya Novanto tidak aktif. Deisti kepada hakim mengaku nada telepon dialihkan.

"Nomor itu dialihkan atau apa, bukan nada tut tut," ucapnya.

 


Hari Berikutnya

Deisti Astriani Tagor usai mengucapkan sumpah jelang menjadi saksi pada sidang perkara merintangi penyidikan dugaan korupsi E-KTP dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (13/4). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Hari berikutnya, Deisti mengatakan Novanto baru bisa dihubungi sekitar pukul 14.30 WIB. Menurut pengakuannya, mantan Ketum Golkar itu akan menyerahkan diri ke KPK.

"Bapak yang telepon, bilang saya akan datang ke KPK bersama DPD 1 (Golkar), jadi kamu dan anak tolong tenang, tabah, enggak ada apa-apa. Tolong hubungi anak-anak," ucap Deisti.

Mendengar kabar itu, Deisti sabar menunggu kabar suaminya di rumahnya. Dia hanya menunggu berita dari media. Namun, pada pukul 20.00 WIB, Fredrich mengabari bahwa di tengah perjalanan Novanto mengalami kecelakaan. Dia pun langsung bergegas ke RS Medika Permata Hijau.

"Saya tanya gimana, 'saya belum tahu Bu saya juga belum tahu Bapak gimana saya dalam perjalanan'," kata Deisti menirukan ucapan Fredrich.

Deisti pun ketika di rumah sakit langsung diarahkan ke kamar VIP nomor 323. Di sana dia mendapati Novanto telah terbaring. Deisti menyebutkan, ketika tiba di sana, hanya ada suster dan ajudan Novanto, Reza.

"Bapak tidur enggak bangun, saya gitu-gituin enggak bangun sudah diinfus, sudah diperban," kata dia.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya