Ketika Gus Ipul dan Khofifah Bicara soal Perempuan dan Anak

Dua pasangan calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul berbicara tentang cara menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 17 Apr 2018, 10:34 WIB
Gus Ipul Asik Membatik Bareng Pengrajin di Sumenep

Liputan6.com, Surabaya - Dua pasangan calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sama-sama berbicara tentang cara menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak saat debat perdana Pilgub Jatim 2018.

Gus Ipul, yang diberi kesempatan pertama untuk menjelaskan program yang dilakukan saat menjadi gubernur mendatang, mengatakan perlu dilakukan pencegahan dan pendampingan kepada para korban kekerasan.

"Tahun 2014-2015 saya bersama Pramuka berkeliling untuk melakukan kampanye pentingnya melindungi anak-anak dari kekerasan seksual. Berdasarkan data dan fakta di lapangan, kasus yang terjadi justru dilakukan orang dikenal oleh korban," ucap Gus Ipul, seperti dikutip dari Antara, Selasa (17/4/2018).

Dia pun meminta agar masyarakat turut memberikan perhatian agar trauma yang terjadi kepada korban segera teratasi.

Terhadap fenomena pernikahan dini, Gus Ipul menjelaskan biasanya terjadi karena tak ada pilihan lain dan diperlukan pendidikan yang cukup, sehingga memahami kapan waktu yang tepat untuk menikah, termasuk mengerti tentang reproduksi.

"Di sinilah pentingnya mengajak ulama, kiai, dan tokoh masyarakat untuk turut memberikan penjelasan tentang pendampingan yang baik kepada anak dan orang tuanya, terutama bagi mereka yang punya keinginan menikahkan anak di usia dini," ucap Gus Ipul yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Jawaban Khofifah

Cagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (31/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Khofifah Indarparawansa menyampaikan, di Jatim sangat diperlukan adanya psikolog dan konselor yang sesuai kebutuhan, termasuk bermitra dengan fakultas-fakultas psikologi dari universitas di Jatim, sehingga akan lebih efektif.

"Jika saya terpilih mendatang, akan ada perda terkait perlindungan perempuan dan anak serta peraturan gubernur yang segera terbit," kata Khofifah.

Mantan Menteri Sosial ini juga mengaku telah memiliki program Jatim Satya atau Jawa Timur yang Sejahtera dan Berdaya yang memberikan kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan di Jatim.

Debat publik tahap pertama mengusung tema Kesejahteraan Rakyat membahas beragam topik, meliputi kesejahteraan bidang pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, keagamaan, sosial budaya, sosial kemasyarakatan, konflik sosial dan ideologi, HAM, kebangsaan, kepemudaan, serta keperempuanan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya