Tim Penyelidik Senjata Kimia Diizinkan Kunjungi Douma

Awalnya, sejumlah media melansir bahwa Suriah dan Rusia menolak memberikan akses bagi inspektur senjata kimia untuk mengunjungi Douma.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Apr 2018, 13:04 WIB
Petugas medis merawat balita menyusul dugaan serangan senjata kimia di Kota Douma, dekat Damaskus, Suriah, Minggu (8/4). Korban tewas serangan gas beracun termasuk anak-anak. (Syrian Civil Defense White Helmets via AP)

Liputan6.com, Damaskus - Sejumlah inspektur senjata kimia akan diizinkan mengunjungi lokasi dugaan serangan senjata kimia di Suriah. Hal tersebut ditegaskan sekutu utama rezim Bashar al-Assad, Rusia.

Tim internasional penyelidik senjata kimia dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) tiba di Suriah pada Sabtu, 14 April 2018. Sebelumnya dikabarkan, mereka tidak mendapat akses untuk mengunjungi Douma, wilayah yang diduga jadi lokasi serangan senjata kimia pada 7 April 2018. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (17/4/2018).

Dugaan serangan senjata kimia di Suriah telah mendorong dilakukannya serangan gabungan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis pada Sabtu, 14 April dini hari. Adapun Suriah dan Rusia telah berulang kali membantah setiap tuduhan serangan senjata kimia.

Sementara itu, serangan udara terbaru terjadi Suriah. Media pemerintah Suriah, SANA, dalam laporannya menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah telah diaktifkan untuk merespons serangan rudal terhadap Homs barat.

Rudal itu diperkirakan menargetkan pangkalan udara Shayrat. Penembak rudal tidak disebutkan.

Laporan lain dari milisi pro Iran, Hizbullah, menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah telah mencegat tiga rudal yang menargetkan pangkalan udara Dumair atau Al Dumayr, di timur laut Damaskus.

 

Saksikan video pilihan berikut:


Bantahan Amerika Serikat

Seorang tentara Suriah mengambil gambar kerusakan bangunan Pusat Penelitian Ilmiah Suriah usai diserang oleh AS dan sekutunya di Barzeh, Damaskus (14/4). (AP/Hassan Ammar)

Pentagon membantah telah mendalangi serangan udara terbaru terhadap Suriah. "Tidak ada aktivitas militer Amerika Serikat di daerah itu pada saat ini," kata juru bicara Pentagon kepada Reuters.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, sementara itu, mengatakan kepada Sky News Arabia bahwa ada "banyak pemain" di wilayah itu yang bisa melakukan serangan pada Selasa pagi di Suriah.

Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, rudal memasuki wilayah udara Suriah dari Lebanon, yang menunjukkan kemungkinan bahwa Angkatan Udara Israel telah terlibat, laporan Al-Masdar News, mengutip sumber militer. Reporter media tersebut juga melansir sejumlah video yang diduga menunjukkan peluncuran rudal pencegat.

Israel, yang nyaris tidak pernah mengakui aksinya menyerang Suriah, menolak mengomentari dugaan keterlibatannya. "Kami tidak berkomentar tentang laporan semacam itu," kata seorang juru bicara militer Israel kepada Reuters.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya