Liputan6.com, Damaskus - Sejumlah inspektur senjata kimia akan diizinkan mengunjungi lokasi dugaan serangan senjata kimia di Suriah. Hal tersebut ditegaskan sekutu utama rezim Bashar al-Assad, Rusia.
Tim internasional penyelidik senjata kimia dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) tiba di Suriah pada Sabtu, 14 April 2018. Sebelumnya dikabarkan, mereka tidak mendapat akses untuk mengunjungi Douma, wilayah yang diduga jadi lokasi serangan senjata kimia pada 7 April 2018. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (17/4/2018).
Dugaan serangan senjata kimia di Suriah telah mendorong dilakukannya serangan gabungan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis pada Sabtu, 14 April dini hari. Adapun Suriah dan Rusia telah berulang kali membantah setiap tuduhan serangan senjata kimia.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, serangan udara terbaru terjadi Suriah. Media pemerintah Suriah, SANA, dalam laporannya menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah telah diaktifkan untuk merespons serangan rudal terhadap Homs barat.
Rudal itu diperkirakan menargetkan pangkalan udara Shayrat. Penembak rudal tidak disebutkan.
Laporan lain dari milisi pro Iran, Hizbullah, menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah telah mencegat tiga rudal yang menargetkan pangkalan udara Dumair atau Al Dumayr, di timur laut Damaskus.
Saksikan video pilihan berikut:
Bantahan Amerika Serikat
Pentagon membantah telah mendalangi serangan udara terbaru terhadap Suriah. "Tidak ada aktivitas militer Amerika Serikat di daerah itu pada saat ini," kata juru bicara Pentagon kepada Reuters.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, sementara itu, mengatakan kepada Sky News Arabia bahwa ada "banyak pemain" di wilayah itu yang bisa melakukan serangan pada Selasa pagi di Suriah.
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, rudal memasuki wilayah udara Suriah dari Lebanon, yang menunjukkan kemungkinan bahwa Angkatan Udara Israel telah terlibat, laporan Al-Masdar News, mengutip sumber militer. Reporter media tersebut juga melansir sejumlah video yang diduga menunjukkan peluncuran rudal pencegat.
Israel, yang nyaris tidak pernah mengakui aksinya menyerang Suriah, menolak mengomentari dugaan keterlibatannya. "Kami tidak berkomentar tentang laporan semacam itu," kata seorang juru bicara militer Israel kepada Reuters.
Advertisement