Menolak Berhubungan Seksual, Wanita di Thailand Dibunuh Suami

Kala itu, keduanya sedang menghabiskan waktu di Ubon Ratchathani, Thailand, selama libur tahun baru Songkran.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Apr 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Liputan6.com, Bangkok - Seorang pria asal Inggris ditangkap oleh polisi Thailand setelah terbukti menendang istrinya hingga meninggal. Kekerasan tersebut terjadi lantaran pelaku kesal karena sang istri menolak untuk diajak berhubungan badan.

Dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (17/4/2018), Kevin Smitham (51) tinggal bersama istrinya, Kanda Smitham (29). Kala itu, keduanya sedang menghabiskan waktu di Ubon Ratchathani, Thailand, selama libur tahun baru Songkran.

Kevin tersulut api kemarahan karena ia merasa cemburu dan menuduh sang istri telah berselingkuh. Ditambah lagi sang istri menolak untuk diajak berhubungan seksual pada Minggu, 15 April 2018.

Polisi mengatakan, pelaku menendang korban hingga tewas lalu menutup jasad istrinya dengan selimut.

Hingga pada keesokan harinya, sejumlah tetangga kaget saat melihat ada jasad Kanda yang tergeletak dalam rumah. Untuk itu, tetangga langsung memanggil pihak berwenang.

Polisi Thailand yang tiba di lokasi kemudian langsung mengevakuasi tubuh korban yang ditemukan dalam kondisi hanya mengenakan celana dalam.

Tim kepolisian lantas mencurigai suaminya yaitu Kevin. Polisi pun mengamankan pria itu. Setelah diinterogasi, barulah Kevin mengakui segala kesalahannya.

Inspektur Jenderal Watcharapol Pimwong, wakil kepala staf di Distrik Det Udom, Thailand mengatakan bahwa saat ini Kevin telah ditangkap dan berada dalam tahanan.

 

Saksikan video menarik berikut ini:


Simpan Jasad Istri di Kulkas

Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Kasus suami bunuh istri juga pernah terjadi di China. Bahkan pelaku menyimpan jasad sang istri di dalam lemari pendingin.

Pria berusia 30 tahun itu, Zhu Xiaodong, dituduh telah mencekik istrinya, Yang Liping (30). Hal itu ia lakukan setelah bertengkar hebat pada 18 Oktober 2016, di rumahnya di Distrik Hongkou, Shanghai.

Setelah membunuh Yang, Zhu membungkus jasad istrinya dengan selimut berwarna merah dan menyembunyikannya di dalam kulkas yang berada di balkon selama 105 hari.

Ia pun berpura-pura berperan sebagai istrinya, dengan meng-update media sosialnya dan mengirim pesan kepada orangtuanya.

Dikutip dari Asia One, Zhu mengakui telah membunuh istrinya ke polisi pada 1 Februari 2017, setelah mengundang orangtuanya untuk makan malam dan membokar tindakan kejinya itu.

Di pengadilan, Zhu mengaku bahwa ia akan menerima seluruh hukuman uang berdasar hukum.

Keluarga Yang meyakini bahwa itu adalah pembunuhan terencana dan meminta keadilan. Mereka meminta Zhu dihukum seberat-beratnya oleh pihak berwenang China.

"Ia tidak membunuh anakku karena gelap mata, ia merencanakannya," ujar ayah Yang, Yang Galian, seperti dimuat dalam Eastday.com.

Setelah kematian Yang terungkap, keluarga kedua belah pihak baru mengetahui bahwa pasangan suami istri yang menikah pada Desember 2015 itu telah mengajukan cerai pada Agustus 2016.

Dua bulan sebelum Yang dibunuh, Zhu membeli sejumlah buku tentang kematian dan pembunuhan.

Ia juga membeli kulkas yang digunakan untuk menyimpan jasad istrinya. Namun, Zhu mengaku bahwa ia membeli pendingin itu untuk menyimpan daging untuk reptil peliharaannya.

Meski telah mengajukan cerai, dua bulan setelahnya, pasangan asal China itu memutuskan untuk tak jadi cerai.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya