Gerindra: Tak Ada Permintaan Kursi Menteri Saat Pertemuan Prabowo-Luhut

Waketum Gerindra menyatakan, Prabowo Subianto menghormati tawaran tersebut. Namun, dia lebih mengutamakan keinginan seluruh kader.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2018, 11:37 WIB
Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjawab pertanyaan wartawan sebelum Rakernas Bidang Hukum dan Advokasi di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (5/4). Pertemuan tersebut rencananya membahas strategi pencalonan Prabowo pada Pilpres 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Gerindra membantah mengenai Ketua Umum Prabowo Subianto meminta jatah delapan kursi menteri saat bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Restoran Jepang Grand Hyatt, pada Jumat, 6 April 2018.

"Saya rasa sih enggak ya, pembicaraan itu minta kesediaan Pak Prabowo jadi berpasangan dengan Pak Jokowi, tapi Pak Prabowo enggak mau," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono saat dihubungi merdeka.com, Selasa (17/4/2018).

Apalagi pertemuan tersebut jelang beberapa hari acara Rapat Koordinasi Nasional Gerindra di Bogor, Hambalang, yang meminta Prabowo Subianto jadi capres 2019.

"Enggaklah, saya rasa pasti enggak (minta jatah menteri). Karena prosesnya itu sudah beberapa hari menjelang rakornas. Kan rasanya sudah hampir semua, hampir dikatakan seluruh keluarga besar Partai Gerindra enggak ingin kita berpasangan dengan Pak Jokowi," ujar Ferry.

Meski demikian, mantan Danjen Kopassus itu menghormati tawaran tersebut. Namun, dia lebih mengutamakan keinginan seluruh kader Gerindra.

"Ya positif artinya begini menghormati tawaran tersebut. Tapi Pak Prabowo menyerahkan itu kepada kader Partai Gerindra dan kemarin rakornas membuktikan bahwa seluruh kader Partai Gerindra menginginkan Pak Prabowo untuk maju," ucap Ferry.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pertemuan Prabowo-Luhut

Sebelumnya, beberapa pekan sebelum Rakornas Partai Gerindra, sang ketua umum Prabowo melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Dikutip dari media asing, Asia Times, Senin 16 April 2018, yang menulis dalam dua pertemuan pertama, Luhut mengatakan kepada Prabowo soal lawan di pilpres mendatang. Dikatakan Luhut ke Prabowo, "lebih baik bersaing dengan lawan yang sudah dikenal ketimbang yang belum diketahui sama sekali".

Lalu, dalam pertemuan ketiga di sebuah jamuan makan siang di restoran Jepang, pada 6 April lalu, Luhut kembali mendorong peluang untuk menduetkan Jokowi dan Prabowo.

Asia Times adalah situs berita yang berpusat di Hong Kong. Situs ini kerap menulis isu seputar politik dan ekonomi di kawasan Asia.

Luhut disebut keberatan ketika Prabowo menyatakan bersedia mempertimbangkan tawaran itu jika diberi jatah delapan kursi menteri, termasuk pos menteri pertahanan.

Sementara itu, Luhut mengakui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat curhat mengenai rencana maju Pilpres 2019 dalam pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat, 6 April 2018.

Menurutnya, saat ini Prabowo masih menimbang dengan melakukan penghitungan dengan cermat untuk maju dalam pemilihan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Seperti yang disampaikan beliau (Prabowo) di publik, kan jelas beliau masih menghitung dengan cermat kapan mau melakukan deklarasi biar aja beliau begitu. Kalau beliau mau maju, saya kira bagus," kata Luhut usai menjadi pembicara di acara DPP PDIP, di Kantor DPP PDIP, Jala Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu, 8 April.

Menurut Luhut, Prabowo masih mempertimbangkan beberapa hal untuk maju Pilpres 2019. Namun, politikus Partai Golkar itu enggan membeberkannya secara rinci.

"Ya pertimbangannya kan banyak pertimbangan internal beliau, saya kan enggak perlu cerita semua sama Anda," ungkapnya.

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya