Fadli Zon: Tidak Ada Cerita Prabowo Minta Jatah Menteri

Fadli menilai, pertemuan Menko Luhut dengan Prabowo Subianto adalah dalam kapasitasnya sebagai teman.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2018, 18:01 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto berbincang dengan ke Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Sabtu (10/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah Ketua Umum Prabowo Subianto meminta jatah tujuh kursi menteri jika ditarik sebagai cawapres Joko Widodo.

"Saya kira enggak ada itu. Itu bohong. Kalau pertemuan ya biasa aja. Tapi tidak ada cerita soal tujuh menteri (pada pertemuan disebut delapan menteri)," ucap Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).

Fadli menilai, pertemuan antara Menko Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto merupakan pertemuan dua orang teman. Dia mengatakan Luhut tidak berkapasitas sebagai kepanjangan tangan Jokowi untuk melakukan lobi politik.

"Apa posisinya Pak Luhut kok bisa menentukan, memang Pak Luhut presiden. Pak Luhut kan kawan saja, bukan utusan presiden. Saya kira bukan sebagai utusan presiden. Jadi enggak ada cerita itu, untuk apa Pak Prabowo minta-minta itu. Enggak ada cerita itu," tegas Fadli.

Fadli memastikan tidak ada niatan Prabowo untuk menjadi cawapres siapa pun. Menurutnya, upaya penggiringan opini Prabowo tidak mencalonkan diri sebagai capres karena munculnya kekhawatiran Jokowi akan kalah, kalau pertarungan keduanya terjadi.

"Karena mereka khawatir kalau Pak Prabowo lawan Pak Jokowi lagi, pasti Pak Prabowo menang itu saya kira kami punya keyakinan itu," ucap Fadli Zon.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pertemuan Prabowo-Luhut

Ketum Gerindra Prabowo Subianto memberi salam sebelum Rakernas Bidang Hukum dan Advokasi di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (5/4). Pertemuan tertutup itu rencananya membahas strategi pencalonan Prabowo pada Pilpres 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, beberapa pekan sebelum Rakornas Partai Gerindra, sang ketua umum Prabowo melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Dikutip dari media asing, Asia Times, Senin 16 April 2018, yang menulis dalam dua pertemuan pertama, Luhut mengatakan kepada Prabowo soal lawan di pilpres mendatang. Dikatakan Luhut ke Prabowo, "lebih baik bersaing dengan lawan yang sudah dikenal ketimbang yang belum diketahui sama sekali".

Lalu, dalam pertemuan ketiga di sebuah jamuan makan siang di restoran Jepang, pada 6 April lalu, Luhut kembali mendorong peluang untuk menduetkan Jokowi dan Prabowo.

Asia Times adalah situs berita yang berpusat di Hong Kong. Situs ini kerap menulis isu seputar politik dan ekonomi di kawasan Asia.

Luhut disebut keberatan ketika Prabowo menyatakan bersedia mempertimbangkan tawaran itu jika diberi jatah delapan kursi menteri, termasuk pos menteri pertahanan.

Sementara itu, Luhut mengakui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat curhat mengenai rencana maju Pilpres 2019 dalam pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat, 6 April 2018.

Menurutnya, saat ini Prabowo masih menimbang dengan melakukan penghitungan dengan cermat untuk maju dalam pemilihan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Seperti yang disampaikan beliau (Prabowo) di publik, kan jelas beliau masih menghitung dengan cermat kapan mau melakukan deklarasi biar aja beliau begitu. Kalau beliau mau maju, saya kira bagus," kata Luhut usai menjadi pembicara di acara DPP PDIP, di Kantor DPP PDIP, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu, 8 April.

Menurut Luhut, Prabowo masih mempertimbangkan beberapa hal untuk maju Pilpres 2019. Namun, politikus Partai Golkar itu enggan membeberkannya secara rinci.

"Ya pertimbangannya kan banyak pertimbangan internal beliau, saya kan enggak perlu cerita semua sama Anda," ungkapnya.

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya