Pengakuan Pemilik Bangunan Sarang Walet Maut di Cirebon

Keluarga pemilik sarang burung walet akan bertanggungjawab terhadap korban yang tewas tertimpa tembok sarang burung walet.

oleh Panji Prayitno diperbarui 18 Apr 2018, 06:31 WIB
Keluarga pemilik sarang burung walet akan bertanggungjawab atas ambruknya tembok sarang walet sehingga menyebabkan 7 orang tewas. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Polisi masih melakukan penyelidikan terkait ambruknya bangunan bekas sarang walet yang menimpa sanggar Hidayat Jati Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Ambruknya bangunan ini menyebabkan 7 orang tewas.

Pantauan di lokasi, tim Puslabfor Mabes Polri tengah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sementara itu, sisa tembok bekas gudang walet tersebut dirubuhkan paksa dengan alat berat.

"Iya kami sepakat untuk dirubuhkan paksa rata dengan tanah," kata keluarga pemilik Gedung eks sarang walet, Koko Dinata, Selasa, 17 April 2018.

Dia mengakui dahulu bangunan tersebut memang merupakan sarang burung walet milik keluarganya. Dia mengatakan, bangunan itu sudah berusia lebih dari 50 tahun.

Saat itu, pihak keluarga membeli bangunan yang sudah ada sebelum dijadikan tempat usaha sarang walet. Namun, seiring berjalannya waktu, usaha tersebut tidak jalan hingga menyisakan bangunan yang tak terurus.

"Ini dibeli orangtua saya dan saya sendiri tidak pernah tinggal di sini, saya tinggal di Jakarta," ungkap Koko.

Dia mengatakan, sekitar 5 hingga 7 tahun yang lalu, bangunan tersebut sudah tidak terpakai lagi. Koko mengatakan, pihak keluarga sudah tidak lagi mengembangkan usaha sarang burung walet.

Selama tidak terpakai, Koko mengaku pihak keluarga tidak memerhatikan kondisi terbaru bangunan eks sarang walet. Pihak keluarga hanya sebatas melihat bangunan tua tersebut dari sisi luarnya saja.

"Kalau dari luar tidak terlihat dan itu bangunan pondasi," ujar dia.


Santunan kepada Keluarga Korban

Sisa bangunan sarang walet milik keluarga Koko Dinata diratakan dengan tanah. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Kendati demikian, Koko mengaku akan memberikan santunan kepada korban yang tertimpa reruntuhan tembok eks sarang walet. Dia juga sepakat untuk meratakan sisa bangunan yang masih berdiri.

"Kami mengucapkan turut berbelasungkawa dan kami siap memberikan santunan baik kepada korban yang meninggal maupun yang masih dalam perawatan rumah sakit," ujar dia.

Koko juga akan berkomunikasi dengan pihak keluarga pemilik sanggar yang tewas tertimpa reruntuhan. Dia mengaku siap untuk membangun kembali sanggar Hidayat Jati yang didirikan oleh Suherman itu.

"Ya nanti akan kami komunikasikan karena ini dalam suasana duka mungkin setelah itu kami akan ke rumah keluarga beliau," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 7 orang tewas akibat tertimpa reruntuhan dari bangunan eks sarang walet di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin, 16 April 2018, sekitar pukul 10.30 WIB. Reruntuhan bagunan tersebut menimpa sebuah sanggar yang berada persis di sampingnya.

Akibat kejadian tersebut, 7 orang tercatat tewas, satu orang mengalami luka parah, satu orang luka ringan, dan dua orang lagi selamat. Sebagian besar korban merupakan siswa SMP Negeri 1 Gegesik dan SMP Negeri 3 Gegesik yang tengah berlatih menari diiringi gamelan di sanggar tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya