Saat Obat Tak Lagi Mengobati

Peneliti dari European Molecular Biology Laboratory di Jerman menemukan tak hanya antibiotik, bahkan obat secara umum lebih berbahaya bagi sel-sel dalam tubuh ketimbang bakteri jahat.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 25 Jun 2018, 16:30 WIB
Mengonsumsi vitamin B bisa membantu redakan sakit kepala. (iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin pernah mendengar konsumsi obat antibiotik berdampak pada mikroba atau bakteri usus. Namun demikian, peneliti dari European Molecular Biology Laboratory di Jerman menemukan tak hanya antibiotik, bahkan obat secara umum lebih berbahaya bagi sel-sel dalam tubuh ketimbang bakteri jahat. Hal ini pun menyebabkan perubahan komposisi bakteri baik dalam tubuh.

Dilansir dari Natural News, Senin (25/6/2018), para ilmuwan menemukan lebih dari 25 persen dari 923 obat non antibiotik mengurangi pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Beberapa obat tersebut yaitu antidiabetes, antiinflamasi non steroid, dan antipsikotik atipikal.

Selain itu, sebanyak 78 persen obat antibiotik justru dapat menghambat setidaknya satu spesies bakteri. Bahkan, obat non-antibiotik pun memiliki efek samping serupa dengan antibiotik, yaitu masalah saluran pencernaan atau gastrointestinal.

Salah satu peneliti senior pada penelitian tersebut, Profesor Peer Bork, mengaku dirinya terkejut dengan temuan tersebut. Dia tidak menyangka jumlah obat yang berbahaya bagi bakteri usus memiliki jumlah sebanyak itu.

Para peneliti berteori beberapa obat mungkin bekerja dengan mempengaruhi mikroba usus. Penggunaan obat antipsikotik yang berbeda akan mempengaruhi spesies bakteri usus yang serupa.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


Konsumsi obat membuat rentan terhadap penyakit

Ilustrasi Foto Obat PCC (Paracetamol Cafein Carisoprodol) (iStockphoto)

 

Salah satu efek samping dari antibiotik yaitu menghancurkan bakteri baik dalam usus. Parahnya, bakteri yang dihancurkan tersebut berperan besar dalam membangun sistem pertahanan tubuh alami dalam melawan penyakit seperti kanker.

Selain itu, perubahan populasi bakteri usus tidak hanya membuat Anda rentan terhadap infeksi, melainkan juga peradangan usus, alergi makanan, kekurangan mineral dan vitamin, serta obesitas.

Oleh sebab itu, sebaiknya Anda dapat mencoba opsi alami untuk mengatasi masalah kesehatan ketimbang percaya pada obat-obatan.

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya