Liputan6.com, Banjarnegara - Riang Taman Kanak-Kanak (TK) Desa Susukan Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah mendadak buyar dan berganti kepanikan massal. Perubahan drastis ini terjadi ketika tiba-tiba terdengar suara gemeretak tembok retak dipicu longsor atau gerakan tanah.
Sekitar 40-an siswa pun menjerit tak karuan. Guru-guru bersemburat bak induk ayam menggiring dan melindungi anaknya dari serangan musang.
Mereka keluar dari dua ruangan kelas. Emak-emak yang menunggu sedari pagi pun tak luput dari kepanikan massal ini. Anak-anak menangis histeris, guru dan emak sibuk menenangkannya.
Baca Juga
Advertisement
Mereka lantas menjauh dari bidang yang mengeluarkan suara gemeretak. Rupanya, gerakan tanah masih berlangsung.
Mereka berkumpul di halaman Balai Desa Susukan yang dianggap sebagai tempat paling aman dari dampak longsor atau gerakan tanah. Para siswa pun dipulangkan lebih cepat dari biasanya.
"Gerakan tanahnya terasa sampai tembok sekolah gemeretak,"ucap Kepala Desa Susukan Ahmad Sutanto, Selasa, 17 April 2018.
Anak-Anak TK Trauma
Akibat gerakan tanah, gedung sekolah bergeser sekitar tujuh sampai 10 centimeter. Beberapa bagian bangunan, seperti tembok pembatas kelas A dan B juga retak hingga terlihat renggang.
Gerakan tanah juga menyebabkan lantai keramik kelas ambles dan mengelupas. Bagian plafon pun terlihat tak simteris.
Rusaknya gedung sekolah ini disebabkan retakan yang muncul persis di bawah gedung TK. Retakan itu memanjang hingga permukiman penduduk.
"Sebetulnya telah berlangsung sejak lama hingga menimbulkan retakan panjang. Gedung TK itu kebetulan berdiri di jalur retakan yang memanjang di wilayah pemukiman itu," dia menjelaskan.
Meski retakan terjadi hingga permukiman dan kompleks sekolah lainnya, Tanto memastikan gerakan tanah sementara ini hanya berdampak pada gedung TK. Gedung balaidesa, Gedung Sekolah Dasar (SD) dan permukiman penduduk tak terdampak.
Mempertimbangkan risiko yang mengancam, 40-an siswa TK rencananya bakal menempati dua ruangan kelas SD Susukan yang kosong. Adapun gedung TK akan dikosongkan sembari menunggu perkembangan gerakan tanah.
"Anak-anak juga trauma," dia mengungkapkan.
Advertisement
Longsor Landa Tiga Dusun di Lebakwangi, Banjarnegara
Diduga gerakan tanah dipicu intensitas hujan yang meningikat dua hari belakangan. Di hari yang sama, sore harinya, hujan lebat juga memicu longsor di tiga dusun wilayah Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara.
Relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Banjarnegara, Satrio Widiantoro mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 16:00 WIB usai hujan lebat disertai angin. Tanah bergerak dengan membawa membawa material jalan dan gardu listrik.
Beruntung, longsor tak sampai menyebabkan korban jiwa. Jalan sementara ini ditutup untuk menghindari kecelakaan akibat terperosok atau longsor susulan.
Pemerintah desa setempat dan relawan kebencanaan juga mengimbau agar warga taki mendekati area longsor. Sebab, gardu listrik masih aktif dan dikhawatirkan ada aliran listrik di sekitar lokasi.
"Sehingga warga dialihkan sementara untuk melewati jalan setapak," ucap Satrio.
Saksikan video pilihan berikut ini: