Fokus, Gresik - Suasana duka mengiringi pemakaman Mukhlisin, pengemudi truk yang meninggal dunia dalam musibah ambruknya Jembatan Widang di Tuban, Jawa Timur. Ayah dua orang anak tersebut nyawanya tak terselamatkan, setelah kendaraannya terperosok ke Sungai Bengawan Solo, akibat jembatan ambruk.
Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Rabu (18/4/2018), kerabat dan tetangga keluarga Mukhlisin mendatangi rumah duka di Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, untuk memberikan duka cita. Ayah dua anak itu meninggal setelah kendaraan truk yang dikemudikannya terjungkal ke Sungai Bengawan Solo, menyusul ambruknya Jembatan Widang pada Selasa, 17 April kemarin.
Advertisement
Usai dimandikan, jenazah Mukhlisin kemudian dibawa ke masjid untuk disalatkan sebelum dimakamkan di taman pemakaman umum desa. Jenazah korban kemudian dibawa ke pemakaman dengan berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer.
Di mata warga sekitar, Mukhlisin dikenal sebagai sosok yang ramah, pekerja keras dan disiplin. Sehingga banyak tetangga dan rekan korban mengantar ke tempat perisitirahatannya yang terakhir.
Berkat kerja keras dan kedisiplinannya, Mukhlisin yang telah bekerja sebagai pengemudi selama 30 tahun, pernah mendapatkan penghargaan sebagai pengemudi terbaik di perusahaannya.