Bagaimana soal HOTS UNBK yang Ideal Untuk Anak? Ini Kata KPAI

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memaparkan bagaimana seharusnya proses pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang ideal untuk anak.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Apr 2018, 12:30 WIB
Seorang siswi SMA 12 Cilenggang melihat kartu pesertanya saat mengikuti UNBK di Serpong, Senin (9/4). UNBK sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) berlangsung dari 9-12 April 2018. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap, soal berjenis Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang diujikan dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), harusnya aplikatif dan berguna bagi kehidupan anak.

"HOTS itu sebenarnya penalaran, dan lebih aplikatif. Jadi bagaimana matematika, itu adalah proses analisis yang bernalar," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti, dalam konferensi pers di kawasan Menteng, ditulis Rabu (18/4/2018).

"Sebenarnya ketika anak belajar tentang ini, sebenarnya buat apa sih untuk kehidupan. Itu yang dimaksud dengan HOTS sebenarnya. Tetapi proses pembelajaran ini tidak dipahami oleh banyak pendidik, berarti kan anak-anak enggak dapat," kata Retno.

Menurut KPAI, berdasarkan referensi yang mereka pelajari, HOTS bukan berarti soal yang diujikan sulit.

 

Simak juga video menarik berikut ini:


Soal HOTS Berbeda dengan Hard

Siswa di Purbalingga menjalani UNBK hingga malam hari. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Soal berjenis HOTS menurut KPAI dikenal dalam bahasa ujian dengan kode L3 atau soal bertipe penalaran.

Ciri utama soal L3 adalah benar-benar mencoba menghindari soal yang bertipe ingatan, tapi menuntut siswa berpikir dan menerapkan konsep yang dipelajari pada situasi baru yang tidak familiar, atau situasi yang sudah dikenal, namun tidak ada algoritma tunggal tersedia untuk menjawabnya.

Di sini, menurut KPAI, siswa harus berpikir analisis, sintesis, menilai, dan mengambil keputusan atas masalah yang dihadirkan dalam soal.

"Hal ini berbeda dengan soal sulit atau hard, soal yang dikatakan sulit, bila dalam menjawabnya membutuhkan banyak langkah penyelesaian," kata Retno.


Para Guru pun Banyak yang Tidak Tahu

Salah satu siswa Pinogu yang berjalan kaki demi ikut UNBK nyaris terjatuh ke dalam jurang saat terpeleset di hutan. (Liputan6.com/Andri Arnold)

Retno menambahkan, apabila Kemendikbud ingin melakukan pembelajaran HOTS, seharusnya guru dituntut mampu meyakinkan siswa, bahwa materi yang dipelajari berguna untuk kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Retno, bahkan banyak guru yang tidak tahu soal HOTS.

"Banyak guru-guru juga kaget kok waktu (diberitahu tentang) HOTS. HOTS itu apa ya? Banyak yang tidak memahami," kata Retno.

Dia menambahkan, apabila Kemendikbud ingin adil, yang perlu dibenahi adalah proses pembelajaran HOTs pada guru. Bukan mengujinya pada siswa.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya