Liputan6.com, Washington DC - Direktur CIA, Mike Pompeo, dilaporkan telah bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Pertemuan keduanya dikabarkan terjadi setelah libur perayaan Paskah lalu. Menurut beberapa pengamat, itu merupakan sinyal kuat bahwa Washington dan Pyongyang tengah menyiapkan 'panggung' bagi rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.
Dikutip dari Vox.com pada Rabu (18/4/2018), laporan tersebut pertama kali dimuat oleh The Washington Post pada Selasa, 17 April 2018.
Sebelumnya, kunjungan Pompeo ke Korea Utara telah diisyaratkan oleh Presiden Donald Trump ketika menerima Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, di vila pribadinya di Mar-a-Lago, awal pekan ini.
"AS dan Korea Utara sedang melakukan pembicaraan langsung pada tingkat yang sangat tinggi," ujar Trump di hadapan media.
"Saya benar-benar percaya bahwa ada banyak hal baik sedang terjadi saat ini," lanjutnya.
Baca Juga
Advertisement
Pernyataan Trump tersebut dianggap sebagai berita besar, meski masih cukup sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirujuk olehnya.
Menurut analis politik dari Vox, Alex Ward, kalimat 'pembicaraan langsung pada tingkat yang sangat tinggi' tidak biasa diucapkan oleh Presiden Donald Trump.
Hal itu, menurutnya, bisa diartikan menjadi dua hal, yakni apakah pembicaraan kedua negara akan dilakukan melalui jalan lain, atau mengikuti tahapan-tahapan yang telah dibangun.
Meski begitu, kunjungan Pomeo tersebut dianggap sebagai tanda bahwa ada kemajuan yang berarti, dalam rencana pertemuan bersejarah antara kedua negara.
Pompeo merupakan pejabat tinggi AS pertama yang bertemu dengan pemimpin Korea Utara, sejak Madeline Albright melakukan pertemuan dengan mendiang Kim Jong-il pada 2000 silam.
Sebagai salah satu penasihat kepercayaan Donald Trump, Pompeo telah ditunjuk langsung oleh Presiden ke-45 Amerika Serikat itu untuk mengisi posisi Menteri Luar Negeri, menggantikan Rex Tillerson.
Donald Trump dan Kim Jong-un diperkirakan akan duduk bersama pada akhir Mei atau awal Juni mendatang.
Simak video pilihan berikut:
Kim Jong-un Bersedia Membahas Isu Denuklirisasi
Sementara itu, Gedung Putih telah mengonfirmasi bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bersedia bicara dengan Presiden Donald Trump, tentang isu denuklirisasi.
Pernyataan Gedung Putih tersebut sekaligus membuktikan klaim Korea Selatan, yang dalam pertemuan bersejarahnya dengan Korea Utara, mengatakan negara paling menutup diri itu menunjukkan sinyal positif terhadap kemungkinan penghentian program nuklirnya.
Seperti dikutip dari Time.com pada 4 April lalu, publik telah lama bertanya-tanya, apakah Korea Utara bersedia mempertimbangkan penghentian program nuklirnya, ketika Kim Jong-un mengirim undangan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS), yang disampaikan melalui utusan Korea Selatan.
Menurut salah seorang pejabat Gedung Putih yang tidak ingin disebutkan namanya, belum ada kejelasan pasti mengenai tanggal pertemuan bersejarah tersebut, kecuali kemungkinan besar bahwa hal itu akan dilakukan secara tertutup.
Advertisement