Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang ternyata salah kaprah tentang manfaat kafein yang terkandung dalam kopi. Sering dianggap sebagai penyebab ritme jantung tidak normal, kafein yang biasanya terkandung pada minuman justru baik bagi kesehatan jantung.
Dilansir dari Tech Times, Rabu (18/4/2018), sebuah penelitian baru menemukan kafein justru dapat mengurangi frekuensi aritmia alias irama jantung yang tidak teratur. Peneliti senior, Dr. Peter Kistler mengatakan meskipun kandungan kafein pada kopi dapat meningkatkan detak jantung, hal tersebut bukan berarti membuatnya tidak normal.
Advertisement
"Kami menemukan konsumsi kopi tidak menimbulkan efek merusak pada irama jantung, dan pada kenyataannya, konsumsi kopi tiga cangkir per hari justru dapat menjadi pelindung," ujar Kistler, mengutip dari Tech Times.
Meski demikian, orang yang biasa mengalami jantung berdebar-debar usai mengonsumsi minuman mengandung kafein harus tetap berhati-hati, terutama bagi mereka yang berusia di atas 65. Hal ini karena sekitar sembilan persen penduduk Amerika Serikat berumur di atas 65 tahun mengalaminya.
Kistler dan rekan-rekan kemudian menganalisis delapan penelitian yang diterbitkan sebelumnya guna membangun gambaran besar, yang meneliti hubungan antara konsumsi kafein dan aritmia atau gangguan irama jantung. Mereka kemudian menemukan dari 230.000 peserta, sebanyak enam persen dari mereka yang mengonsumsi kopi pun mengalami penurunan frekuensi aritmia.
Penelitian lebih lanjut dilakukan pada 116.000 peserta. Hasil penelitian mendalam tersebut yaitu sebanyak 13 persen peserta mengalami penurungan frekuensi aritmia.
Berdasarkan hasil studi tersebut, peneliti mengambil kesimpulan konsumsi kopi yang mengandung kafein secara teratur dapat melindungi diri dari aritmia. Namun demikian, mereka membatasi konsumsi kafein sebanyak 300 mg dalam sehari, yang setara dengan tiga cangkir kopi.
Saksikan juga video berikut ini :
Meski mengandung kafein, minuman energi tidak bermanfaat bagi jantung
Minuman yang mengandung kafein tidak hanya kopi dan teh, namun juga minuman berenergi. Namun demikian, para peneliti beranggapan, meski juga mengandung kafein, minuman berenergi justru berbahaya bagi kesehatan jantung.
Bebeerapa penelitian terdahulu mengambil kesimpulan yang serupa mengenai minuman berenergi, yaitu berpotensi menyebabkan pembekuan darah dan irama jantung yang mengancam jiwa.
Sementara itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan remaja tidak mengonsumsi minuman berenergi. Namun demikian, CDC (Centre of Disease Control and Prevention) mengatakan sebanyak 30 hingga 50 persen dari mereka masih melakukannya.
Advertisement